
Blangkejeren-LintasGayo.co : Rikit Gaib bisa, demikian motto yang dilontarkan, Drs. Buniyamin S saat memberikan sambutan ketika antar tugas sebagai Camat Rikit Gaib yang baru menggantikan Drs. Hasan Basri beberapa waktu yang baru.
Dilanjutkan, salah satu tokoh penggagas pemekaran Kabupaten Gayo Lues beberapa tahun silam ini, motto tersebut harus ditambalkan untuk membangkitkan semangat juang dalam rangka mengembang visi dan misi pimpinan Gayo Lues saat ini.
“Dengan moto tersebut akan terlihat sejumlah tantangan kedepan yang membutuhkan pemikiran, waktu, tim dan keseriusan untuk mencapainya, disamping itu juga terhampar harapan yang akan dicapai jika semua komponen yang ada ditengah-tengah masyarakat ikut bersama mengemban dan menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan,” ucapnya.
Dalam rangka merealisasikan motto tersebut, Drs. Buniyamin telah mempersiapkan program. Dalam waktu dekat akan digulirkan program “Ulak Kumersah” (red. Kembali ke menasah). Program ini mengajak masyarakat disetiap desa untuk mengisi dan meramaikan sholat lima waktu secara berjamaah, kendatipun selama isi sudah ada namun meminta untuk digairahkan lagi.
“Sebagai upaya pemberantasan buta huruf dan bisa membaca Al-Qur’an diwajibkan mengadakan mengajian setiap selesai sholat magrib gingga menjelang shalat Isya,” terangnya.
Diakuinya, Kecamatan Rikit Gaib jarang memiliki pendidikan setingkat TPA dan sejenisnya. Untuk mengantisipasinya akan diwajibkan disetiap menasah melakukan pengajaran baca Al-Qur’an.
“Metode ini dulunya menjadi media pengajaran membaca Al-Qur’an bagi anak-anak disetiap desa. Dulunya pengajar pengajian tersebut diberikan semacam honor berupa beras setiap panen padi. Untuk sekarang sudah lebih mudah karena para imam disemua desa telah diberikan isentif oleh pemerintah, oleh karena itu tidak ada alasan tterkendala biaya,” sebut Buniyamin.
Program lainnya akan terus bergulir setelah camat baru melakukan pemetaan masalah disemua desa, sehingga akan diketahui problema yang dihadapai masyarakat Kecamatan Rikit Gaib yang ekonominya di bawah rata-rata kecamatan lain di Gayo Lues. Untuk pemberdayaan ekonomi akan dilakukan pembinaan ekonomi rumah tangga. Camat tidak akan menggulirkan usaha dimana faktor finansial susah direalisasikan. “Ditunggu aja apa bentuknya nanti,” kata Buniyamin.
Diketahui Kecamatan Rikit Gaib minus akan lahan pertanian, jikapun ada masyarakat melakukan penanaman sere wangi disela-sela tanaman pinus-tusam. Namun Buniyamin akan mencoba melakukan terobosan dengan memanfaatkan lahan pertanian masyarakat tenpo dulu di daerah Penomon.
“Hasil analisa sementara lahan disekitar Penomon akan mampu menampung lima desa jika masyarakatnya berkeinginan menggarap lahan. Mudah-mudahan rencana ini akan segera dipikirkan setelah nanti mendapat petunjuk dari Bupati Gayo Lues,” tandas Buniyamin.
(PR | DM)