Takengon-LintasGayo.co : Hangatnya batu mulia di Gayo selama beberapa bulan terakhir, memang menumbuhkan sumber ekonomi baru bagi masyarakatnya. Pengrajin menjamur hampir diseluruh sudut kota dan pelosok Aceh Tengah. Kebanyakan dari mereka memiliki kemampuan otodidak dalam membuat batu-batu mulia di Gayo menjadi perhiasan seperti cincin, liontin dan gelang.
Namun, kemampuan otodidak para pengrajin di bumi Gayo mengancam kejenuhan terhadap batu mulia. Terutama bagi penikmat perhiasan dan aksesoris batu mulia lainnya.
“Jika pengrajin hanya membuat cincin, liontin dan gelang saja, maka batu mulia di Gayo akan terancam jenuh, harus ada hasil kerajinan lain yang dihasilkan dari batu mulia,” kata salah seorang penikmat batu mulia jenis akik dan giok di Takengon, Yunadi, Minggu 8 Maret 2015.
Menurutnya, pemerintah harus punya andil menyikapi permasalahan ini, dengan cara mengirim para pengrajin batu mulia di Gayo untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, sehingga banyak aksesoris lain yang dapat dibuat.
“Pengrajinnya harus diberi pendidikan, agar mereka bisa lebih banyak menghasilkan karya lain dari batu mulia. Tidak hanya sebatas membuat cincin, liontin dan gelang saja,” kata Yunadi.
Selain memberi dan memfasilitasi pengrajin pelatihan-pelatihan, Pemerintah juga harus memberi bantuan peralatan dalam mendukung para pengrajin menghasilkan karya baru.
“Jangan hanya dilatih saja, namun peralatan juga harus dibantu. Dan jika itu dilakukan, maka kejenuhan terdahap batu mulia bisa diatasi, karena booming batu di Gayo belum habis, ini masih permulaan, jangan dibuat jenuh dulu,” terangnya.
Selain menghambat kejenuhan, pelatihan dan bantuan peralatan kepada pengrajin juga dapat menjadi nilai tambah bagi batu mulia di Gayo. Kunjungan ke daerah ini akan meningkat, dan batu mulia akan menjadi souvenir dan cinderamata bagi para pengunjung ke Gayo.
“Kalau hanya cincin, liontin dan gelang saja maka pengunjung tak banyak pilihan dalam memilih cinderamata mana yang akan dibawa untuk oleh-oleh. Coba kalau ada pilihan lain, minsalkan jam dari batu, gelas, piring dan aksesoris lainnya, maka daerah ini akan menjadi pusat souvenir batu mulia di Aceh atau bahkan di Indonesia,” tandas Yunadi, sembari menambahkan sering dimintai pembeli dari luar daerah untuk dikirim cinderamata yang terbuat dari batu mulia.
(Darmawan Masri)