Menara Anak Negeri Berkabut

oleh

[Puisi]
Uswatuddin

Aku kau adalah kita
terlahir dari rahim negeri yang sama
negeri berkabut
bersemayamnya jutaan mimpi anak Negeri Antara

Aku kau adalah kita
di tempat berpijak yang sama
merajut mimpi memecahkan tangis di batu
keluh tak bertuah yang hinggap di pucuk pinus
berkubur di kaki Birah Panyang, legam terpanggang
menjerit di perut Kelieten
menggigil  di telapak Burni Telong, yang kini setengah telanjang
terkapar di punggung Intim-intim, juga hampir telanjang
terkubur di Buntul kubu, tempat Inen Keben bersenandung
tinggal cerita di tanah hitam
tinggal cerita di tanah hitam

Wahai pemeluk teguh
wahai tujuh petala langit
wahai tujuh pasak bumi
sampaikan ke arasy Sang Pencipta
anak-anak Negeri Antara masih punya mimpi
anak-anak Negeri Antara masih ingin bermimpi
anak-anak Negeri Berkabut masih ingin bersenandung
di menara tanpa nama
di puncak tanpa tepuk dada

Aku kau adalah kita
aku kau adalah kita
berdiri,tertunduk dan menangis di cermin yang sama [SY]

Takengon, Agustus 2011

Drs. Uswatuddin, M.AP adalah seorang pendidik dan pemimpin pada SMAN 1 Takengon. Kegemarannya berpuisi dimulai saat menempuh pendidikan di bangku MAN di Banda Aceh. Putra asli Gayo ini dikenal suka membacakan puisi-puisi hasil karyanya dihadapan para siswanya. Tak jarang dia juga kerap membacakan puisi pada sejumlah acara di Takengon. Menurutnya, berpuisi adalah curahan hati.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.