Takengon-LintasGayo.co : Burung Rangkong Badak (Buceros rhinoceros) di Gayo dikenal dengan nama Reje Bujang ternyata satwa paling setia terhadap pasangan. Hal tersebut diungkapkan salah seorang pecinta lingkungan di Takengon yang tak ingin disebut namanya, kepada LintasGayo.co, Selasa 10 Februari 2015.
Dikatakan aktivis lingkungan yang kerap menemani beberapa LSM lingkungan saat meneliti satwa di tanoh Gayo ini mengatakan, Reje Bujang memiliki sifat unik dan memilih setia kepada pasangannya.
“Reje Bujang tak mau gonta-ganti pasangan, apabila pasangannya mati atau ketangkap oleh pemburu (baik betina dan pejantan), maka yang lainnya tak mau kawin dengan Reje Bujang lainnya, dan memilih hidup sendiri,” katanya.
Aktivis lingkungan ini menambahkan, hal itulah menyebabkan proses perkembangbiakan satwa ini terputus dan tak lagi menghasilkan keturunan.
“Jika salah satu pasangan dari mereka mati, maka yang lainnya memilih hidup sendiri. Mungkin ini yang menghambat perkembangbiakannya. Sehingga menjadikan burung ini langka,” ujar aktivis yang sering melihat para pemburu satwa yang dilindungi ini di wilayah Gayo.
Dia juga mengapresiasi aparat penegak hukum dari Polres Gayo Lues dimana beberapa waktu lalu menangkap delapan senjata api laras panjang dan tujuh pemiliknya yang diduga pemburu burung yang dilindungi secara internasional tersebut.
“Jika perlu, semua aparat di daerah Gayo juga melakukan hal yang sama dengan aparat Polres Gayo Lues, untuk menghambat perburuan burung (manuk : Gayo-red) Reje Bujang,” harapnya, sambil menambahkan terakhir kali dia melihat manuk Reje Bujang sekira setahun lalu dipedalaman hutan Gayo.
Sementara itu, Ketua LSM Tajuk, Isranuddin Harun mengharapkan agar aparat penegak hukum di Tanoh Gayo lebih intens menanggapi permasalahan ini. Dia juga mengharapkan, agar BKSDA berkantor di daerah.
“Jika berkantor di pusat provinsi, BKSDA tidak dapat memantau perburuan satwa langka di daerah. Lebih baik dipindahkan saja kantorny ke daerah-daerah agar lebih terpantau,” demikian Isranuddin.
(Darmawan Masri)