Cak Cerun, Guru Guel Penyambut Pak Harto

oleh

*Darmawan Masri

Cakcerun-okDataran tinggi tanoh Gayo dikenal memiliki seniman-seniman berbakat di Aceh. Tak jarang dari seniman asal Gayo mampu menembus kancah nasional seperti, Abdul Kadir ‘To’et’, Ibrahim Kadir, Ar Moese, LK Ara, Fikar W Eda, Salman Yoga dan masih banyak lagi seniman-seniman Gayo yang sukses.

Namun ada seorang seniman yang namanya hampir terlupakan saat ini. Ceh Sahak atau lebih dikenal dengan nama pena “Cak Cerun” seakan dilupakan masyarakat Gayo saat ini. Padahal Cak Cerun merupakan generasi pertama dalam berkesenian Gayo terutama seni Guru Guel atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan tari Guel.

Tidak ada data otentik kapan Cak Cerun aman Saimah terlahir. Namun dari penelusuran LintasGAYO Cak Cerun merupakan warga Kayukul (Dulu masih wilayah administratif Kampung Kute Lintang) Kecamatan Pegasing Aceh Tengah.

Grup Guru Guel asal Kampung Kute Lintang ternyata dikenal hampir seluruh masyarakat Aceh Tengah. Grup yang dikomandoi Cak Cerun sebagai guru Guel ini beranggotakan Aman Jaya, Aman Kardiah dan beberapa rekannya yang lain selaku pengguel (penabuh) gegede, canang dan alat musik tradisional Gayo lainnya.

Grup guru Guel asal Kampung Kute Lintang Tersebut eksis di era 70-an, grup ini sering diundang di acara-acara pesta pernikahan seantero Aceh Tengah hingga ke Pondok Baru (saat ini Kabupaten Bener Meriah).

Salah seorang murid Cak Cerun, Mustafa Rasyid kepada LintasGAYO menceritakan Cak Cerun dikenalnya sebagai sosok humoris dan peramah. Namun dibalik itu semua, Cak Cerun dikenal sebagai sosok yang tegas tat kala memimpin latihan.

Rasyid yang kala itu masih kanak-kanak selalu mengikuti grup ini latihan hingga belajar menari Guru Guel, ayahnya juga merupakan personil grup ini.

Pernah Menyambut Presiden Soeharto
Kemasyuran grup Guru Guel Kute Lintang saat itu membuat grup ini dipersiapkan menyambut orang nomor satu di Indonesia saat itu Presiden Soeharto yang berkunjung ke bumi Gayo saat meresmikan pabrik gula di kawasan Blang Mancung pada tahun 80-an.

“Saat itu saya juga ikut kesana, dan saya lihat langsung ama (bapak) Cak Cerun berhadapan langsung dengan Soeharto dan Presiden itu pun diajak menari mengikuti gerak guel yang dimainkan Cak Cerun,” kenang Mustafa Rasyid.

Tak hanya sampai disitu, grup ini juga disiarkan langsung oleh TVRI pada saat penyambutan Presiden RI yang kedua itu. “Di tahun itu, masuk TV adalah kebanggaan yang tak terperi lagi, mungkin tidak pernah ada bumi Gayo masuk TV sekalipun kalau tidak Presiden yang berkunjung kesini. Pesawat TV nya pun hanya satu dua orang yang memiliki,” katanya menyambung cerita.

Sejak itu, tari Guru Guel yang dimainkan Cak Cerun bersama rekan-rekannya sering ditampilkan di sebuah acara budaya TVRI. Bahkan seingat Rasyid waktu dirinya duduk dibangku SMA pun acara tersebut masih sering di putar.

Ikut Berpartisipasi Pada PKA-I dan II
Jauh sebelum kedatangan Presiden Soeharto, nama Cak Cerun sudah dikenal dikalangan seniman di ACeh. Gerak tubuh yang meliuk-liuk bak seekor Gajah yang menjadi tari andalan dalam guru Guel ternyata menjadi pementasan favorit pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) I.

Dan dia pun terpilih menjadi juara istimewa pada ajang kebudayaan Aceh yang pertama diselenggarakan itu pada tahun 1958. Saat itu tidak banyak Kabupaten di Aceh yang ikut sehingga pelaksanaan PKA yang seharusnya digelar empat tahun sekali harus molor dan dilaksanakan kembali pada tahun 1972 bertajuk PKA ke-II.

Pada PKA ke-II Cak Cerun kembali menjadi andalan kontingen Kabupaten Aceh Tengah, dia pun berhasil menyabet juara satu untuk kategori perlombaan tari se-Aceh. Saat itu namanya semakin dikenal dikalangan seniman di Gayo secara khusus dan Aceh secara umum.

Pepongoten dengan Suara Merdu
Grup guru Guel Kampung Kute Lintang merupakan grup tari pertama di Aceh Tengah, menurut keterangan Mustafa Rasyid yang pernah didengarnya dari Cak Cerun, saat itu hanya di Pegasing saja yang terdapat grup tari Guru Guel, sedangkan daerah lainnya di Aceh Tengah belum berkembang.

Rasyid juga menambahkan, selain lincah bertari diatas sebuah papan mengikuti irama gegedem, canang, gong dan teganing, ternyata Cak Cerun masih memiliki kelebihan lain. Beliau bisa mengalunkan pepongoten dengan suara yang merdu. Para penonton yang menyaksikan pepongoten yang dilantunkan, sering merasakan hawa mistis (Gayo : Sesur Jangut).

Cak-cerun-2Gerakan Guru Guel, Ketua Grup Didong Lakiki dan Pencipta Syair Didong
Gerakan tari guru Guel yang dimainkan Cak Cerun seakan menambah kesan mistis saat memainkan tari tradisional Gayo ini. Dengan menyanyikan sebuah lirik syair Gayo “Kulak le kulak//Ulung ni Panang//Ari Sedemak Kudue Jai//Sidah Kerlang//Kin Kasih Ni Biak//Ari Sejemat Kudee Hari//, Cak Cerun pun memulai gerakan tari Guru Guel, mulai dari gerakan nalo, reje (tari gerakan Gajah), cincang nangka hingga sining selalu diperagakan seorang Cak Cerun.

Muridnya yang lain, Aden mengatakan setiap kali melihat pertunjukkan Cak Cerun dirinya selalu mendengat syair tersebut. “Hingga saat ini saya belum tahu arti syair itu apa, tapi saya selalu mengingatnya hingga saat ini,” ucapnya.

Diceritakan, Gerakan sining dari seorang Cak Cerun merupakan gerakan yang banyak digemari oleh penonton, karena beliau melakukannya sambil menyanyikan lirik syair pepongoten tadi.

Selain mahir dalam olah tari Guru Guel, Cak Cerun juga dikenal sebagai ketua pertama klop didong Lakiki asal Kampung Kute Lintang. Sosok kepemimpinannya sering dijadikan suri tauladan bagi masyarakat sekitar.

“Saya ingat betul beliau dalam memimpin, selain humor dan peramah dia juga teguh memegang prinsip, sampai akhirnya dipercaya memimpin grup didong Lakiki untuk pertama kalinya, zaman itu klop ini tengah menanjak popularitasnya, sering diundang hampir kesemua pelosok Aceh Tengah,” kenang Aden.

Selain itu pula, lanjut Aden awan (Kakek) Cak Cerun juga memiliki keahlian dalam membuat lirik syair didong. Saat itu pembuatan lirik dan syair dilakukan bersama-sama dengan ceh lainnya.

 “Awan juga pandai membuat lagu didong meski dilakukan bersama-sama dengan ceh-ceh yang lainnya seperti M Basyir Lakiki, M. Des dan ceh tue lainnya, namun sampai saat ini yang terkenal hanya awan Basyir dan awan M. Des saja, seingat saya mereka membuat syair maupun lirik secara bersama-sama, namun kekurangan dari awan Cak Cerun tak mampu menyanyikan lagu didong, spesialisnya hanya di pepongoten dan guru Guel saja,” demikian Aden. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.