Akibat Lemo Petani Bawang Merah di Lut Tawar 2 kali Gagal Panen

oleh
Lahan pertanian di Nosar yang direndam Lemo. (LGco_Kha A Zaghlul)
Lahan pertanian di Nosar yang direndam Lemo. (LGco_Kha A Zaghlul)
Lahan pertanian di Nosar yang direndam Lemo. (LGco_Kha A Zaghlul)

Takengon-LintasGayo.co : Ditaksir puluhan hektar lahan pertanian khususnya komoditi bawang merah di seputar danau Lut Tawar telah gagal panen akibat direndam “lemo” (air meluap) di danau tersebut yang terjadi sejak bulan September 2014 lalu.

“Saya sudah dua kali gagal panen akibat rendaman air ini, tahun lalu dan tahun ini,” ungkap Asaluddin, warga Nosar saat ditemui di lahan bawang merahnya di Ujung Bale Nosar, Senin 19 Januari 2015.

Menurutnya, Lemo yang terjadi dalam 2 tahun ini, sangat parah dan tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Lemo di danau Lut Tawar. “Lemonya parah, menurut para tetua tidak pernah separah ini sebelumnya,” ujar Asaluddin.

Biang terjadinya lemo tersebut, Asaluddin didampingi rekannya, Afghan menyatakan penyebabnya adalah dibangunnya Regulating Weir milik PLTA Peusangan di kampung Hakim-Bale Takengon yang mereka duga menghambat aliran air danau Lut Tawar.

Regulating Weir PLTA Peusangan. (LGco-Kha A Zaghlul)
Regulating Weir PLTA Peusangan. (LGco-Kha A Zaghlul)

“Sebelum dibangun Regulating Weir tidak pernah terjadi Lemo separah ini, makanya tahun lalu kami protes dan menuntut ganti rugi,” ujar Asaluddin sambil menyatakan ganti rugi dimaksud hingga saat ini belum terealiasi.

“Sudah ada pendataan beberapa kali, katanya untuk ganti rugi, namun hingga sekarang sudah dua kali dihantam lemo belum ada kabar berita kapan realisasinya,” tandas Asaluddin diamini Afghan.

Tidak saja bawang merah, Lemo juga telah menghancurkan komoditi pertanian lainnya. “Panen padi gagal tahun lalu, tahun ini terancam tidak sempat lagi ditanami karena lemo belum susut, jagung, tomat termasuk kolam ikan juga turut hancur,” timpal Afghan. (Kh)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.