Seniman Gayo Pukau Masyarakat Bali

oleh

SmongBali-LintasGayo.co : Komunitas Siar Smong yang salah satunya digawangi oleh seniman Gayo , Fikar W. Eda Minggu malam 21 Desember 2014 memulai rangkaian tur konsernya di Pulau Dewata Bali.

Di depan ratusan pengunjung Mangsi Coffee tersebut yang sebagian besarnya adalah anak muda, Fikar bersama Komunitas Siar Smong yang juga diperkuat pemain gitar dan biola Yoppie Andri, Yoyok pada Sitar dan Jassin Burhan pada Cello serta Kamaruddin dan Ali Umar dua orang penutur kesenian Nandong asli dari Simeulue, tampil prima membawakan sastra lisan khas Simeulue, Nandong yang salah satunya bertutur tentang kearifan lokal, bagaimana seharusnya bersikap saat Tsunami melanda. Kearifan lokal yang telah menyelamatkan hampir seluruh warga Simeulue saat Tsunami dahsyat melanda Aceh, pada sepuluh tahun silam.

Selain mengkampanyekan kearifan lokal yang dituturkan melalui sastra dalam menghadapi bencana tsunami. Fikar dan kelompoknya tidak lupa mengkampanyekan Kopi Gayo, melalui puisi andalannya ‘Siti Kewe’ yang mendapat aplaus panjang dari audiens.

Wisatawan Jepang, Midori saat menerima giok di pentas seni Fikar W Eda dan kawan-kawan di Bali, Minggu 21 Desember 2014. (LGco_Win Wan Nur)
Wisatawan Jepang, Midori saat menerima giok di pentas seni Fikar W Eda dan kawan-kawan di Bali, Minggu 21 Desember 2014. (LGco_Win Wan Nur)

Fikar dan kawan-kawan tidak lupa mempromosikan Giok yang sekarang sedang menjadi trend di Gayo secara khusus dan Aceh secara umum. Untuk memperkenalkan Giok asal provinsi paling barat Indonesia ini.

Di penghujung acara, Fikar dan tim membagi-bagikan Giok kepada para penonton melalui sebuah kuis interaktif. Giok diberikan kepada pengunjung yang bisa menjawab pertanyaan.

Bukan kebetulan, giok pertama jatuh ke tangan Midori, seorang pengunjung asal Jepang, tempat istilah tsunami berasal.

Tempat pertunjukan Fikar dan kawan-kawan malam tersebut, Mangsi Coffee dimiliki Windu, seorang dokter berusia 25 tahun yang merupakan aktivis Kopi.

Sejak sepuluh tahun terakhir giat menyebarkan ‘virus’ minum kopi di kalangan anak muda Bali yang sebelumnya hanya akrab dengan bir dan minuman beralkohol lainnya. Mangsi Coffee dipilih sebagai titik awal dalam rangkaian Tur selama tiga hari berturut-turut di pulau tersebut. (Win Wan Nur)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.