[10 Tahun Tsunami] Menyelamatkan Alat dan Siaran RRI Banda Aceh

oleh

Catatan Muslim*

Muslim-RRI-okTidak terasa 10 tahun telah berlalu dan Pemerintah Aceh tahun 2014 ini kembali mengadakan acara peringatan kejadian tersebut, tsunami 26 Desember 2004 yang meluluhlantakan kawasan pantai pulau ujung Sumatera Indonesia.

Saya ingin berkisah sedikit terkait dengan kejadian yang saya alami ketika saya menjadi Kasubag Tata Usaha RRI Banda Aceh. Saat itu kondisi RRI Banda Aceh berlumpur, kayu berserakan dan sempat tergenang air serta lumpur mencapai setengah meter di ruang Auditorium

Siaran RRI sempat terhenti selama 28 jam. Setelah melihat kondisi sebenarnya di lapangan saya bersama bendahara Mahdi, menuju kantor RRI yang terletak di jalan Sultan Iskandar Muda nomor 13 Banda Aceh untuk menyelamatkan alat siaran Negara  dan barang lain yang tersisa dapat digunakan.

Manajement saat itu juga mengadakan musyawarah mufakad membahas agar siaran RRI tidak putus. Rapat yang dipimpin Kepala RRI Banda Aceh, saat itu Sudarmi Dahlan memutuskan memindahkan siaran sementara ke daerah Indrapuri kilometer 23 jalan Banda Aceh-Medan sehingga dapat mengudara, walau dalam kondisi darurat. Saat itu siaran RRI Banda Aceh dibantu dengan 1 unit mobil OB Van RRI Lhokseumawe.

RRISaya kerahkan warga kampung saya dengan pakaian seadanya dan sebagaian ada yang mengenakan sarung naik mobil tiga truck langsung membantu angkat barang barang yang ada  seperti alat siaran dan pemancar, karena ada alat studio dan pemancar di lantai dua yang selamat, jadi itu kami bawa ke Indrapuri untuk di instalasi darurat 100 watt arah Sigli atau Timur, Banda Aceh.

Kurang dari 2 x 24 jam siaran rri Banda Aceh kembali mengudara dan siaran menyesuaikan dalam Daftar Acara Siaran (DAS) ditambah lagi dengan informasi terkini kawan kawan di lapangan khusunya pegawai RRI Banda Aceh.

Saat itu kami terus memberikan informasi seputar peristiwa tsunami yang melanda Banda Aceh, kami ingat betul sebagian media media lokal fakum hampir sepekan pasca tsunami. Alhamdulillah kami, RRI masih bisa memberikan informasi walau dengan kekuatan pemancar hanya 100 watt. Kami juga turut terbantu dengan 1 unit mobil OB Van RRI Lhokseumawe.

Kami menyiarkan informasi dan hiburan local juga nasional selama 3 bulan dari Indrapuri,  setelah itu pembenahan terus dilakukan di RRI Banda Aceh.

Sejumlah direksi RRI dari Jakarta berkunjung ke Banda Aceh, diantaranya Sunendra direktur Teknik, Suratno direktur Administrasi dan Keuangan, Sukri Sekretaris Perjan dan Sarwono Kepala RRI Jakarta memastikan RRI Banda Aceh tetap mengudara, dan melakukan audiensi dengan Pemerintah daerah setempat guna melaporkan RRI tetap menyiarkan informasi walau dengan kondisi darurat.

Akhirnya Pemerintah merespon positif dan melalui Kominfo memberikan bantuan rehab rekon pembangunan RRI dan bantuan lainnya hingga kami dapat mengudara kembali di Banda Aceh jalan Sultan Iskandar Muda.

Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelamatkan alat dan siaran RRI, sehingga dapat mengudara normal hingga saat ini.

*Penulis Muslim, Kepala RRI Takengon

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.