Sidang paripurna soal “ketua” DPR Aceh rusuh

oleh

ricuh 3Banda Aceh-LintasGayo.co: Sidang paripurna penentuan ketua dan wakil-wakil ketua serta alat kelengkapan DPR Aceh berlangsung ricuh. Itu terjadi lantaran Ridwan Abubakar yang dikenal dengan sebutan Nek Tu dari Partai Aceh tidak menerima keputusan pimpinan partainya yang menunjuk Muharruddin sebagai Ketua DPR Aceh.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.30 WIB malam ini, Senin, 8 Desember 2014. Usai Sekretaris Dewan membacakan nama-nama alat kelengkapan Dewan yang diusulkan masing-masing partai, Ridwan Abubakar tiba-tiba berdiri dan memprotes alat kelengkapan dewan yang diajukan Partai Aceh, termasuk tidak menyetujui penunjukan Muharuddin dari Partai sebagai Ketua DPR Aceh.

Saking emosinya, Nek Tu terlihat sempat membalikkan meja di depannya. Ia kemudian berjalan ke depan menuju kursi pimpinan dewan sementara.

Saat sedang bersitegang, tiba-tiba 10 orang yang disebut-sebut sebagai anak buah Nek Tu maju ikut maju ke depan dan berteriak-teriak di depan pimpinan dewan sementara.

Akibatnya, sidang ditunda dan akan dilanjutkan secara tertutup besok, Selasa, 9 Desember 2014 pukul 10 pagi.

Kronololis

Keributan ini berawal saat ketua sementara DPR Aceh, Teungku Muharuddin, hendak membacakan susunan penentuan ketua beserta wakil-wakilnya.

Namun belum tuntas Ketua DPRA memaparkan strukturalnya, tiba-tiba salah satu anggota DPR Aceh, Ridwan Abubakar alias Nek Tu mengajukan keberatan dengan alasan tidak menerima keputusan pimpinan Partai Aceh yang telah menunjuk Teungku Muharuddin sebagai Ketua DPR Aceh.

Tiba-tiba terdengar suara, praak! Nek Tu menumpahkan amarahnya dengan menjatuhkan meja di depannya. Peralatan di atas meja, seperti gelas, microfon, dan botol air mineral berjatuhan.

Nek Tu berdiri serta memprotes alat kelengkapan dewan sambil membawakan selebaran surat kepada Teungku Muharuddin dengan penuh emosi.

Tak berapa lama, sejumlah pria berbadan kekar yang disebut-sebut sebagai anak buah Nek Tu masuk menyelonong ke ruang sidang. Awalnya mereka hanya berdiri di pojok belakang.

Mereka juga menghampiri Teungku Muharuddin sambil mengeluarkan jurus silatnya.

“Sidang ditunda, jih hana berhak jeut keu ketua, kamoe nyang meuprang jih nyang mat kuasa. Pokok jih mandum anggota dewan teubit dari ruangan (Sidang ditunda. Dia tidak berhak jadi ketua. Kami yang berperang tapi dia yang memegang kuasa. Pokoknya semua anggota dewan keluar dari ruangan),” ujar salah seorang pemuda tadi.

Melihat situasi sidang yang semakin tidak kondusif, belasan anggota dewan datang melerai Nek Tu. Akhirnya pihak keamanan yang dilengkapi dengan senjata mengamankan lokasi.

Sementara itu, Ketua DPR Aceh Teungku Muharuddin terlihat tenang dan tetap tersenyum, meski sejumlah anak buah Nek Tu berusaha menyerangnya. Ia menenangkan suasana. Muharuddin yang memang jebolan pesantren ini tak terbawa emosi.

Bahkan usai kejadian ia masih tersenyum dan mendapat salaman dari anggota DPR Aceh, dan bersimpati padanya. Ketika aparat keamanan hendak mengawalnya pulang ia pun menolaknya. “Tak mengapa,” kata pemilik suara terbanyak dalam pemilu legislatif ini.

Akhirnya sidang paripurna ditunda dan akan dilanjutkan secara tertutup pada Selasa, 9 Desember 2014.[] atjehpost.co

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.