
Banda Aceh-LintasGayo.co: Sejumlah pengusaha warung kopi (warkop) arabika Gayo di Kota Banda Aceh mengaku sering kesulitan dalam penyediaan gula aren. Hal itu disampaikan Modi, salah satu karyawan warkop Sada Coffee kepada LintasGayo.co, Senin (8/12/2014) sore.
Modi menjelaskan, setiap bulannya mereka menyediakan 50 kilogram atau sebanyak 300 lempeng gula aren dan itu masih belum cukup,”Semua pengunjung meminta kita menyajikan gula aren di setiap jenis kopi. Dan untuk saat ini kita masih kekurangan,” jelas Modi.
Modi menambahkan, warkopnya memang konsisten untuk tidak menggunakan gula sakar pada kopi yang mereka sajikan, dengan alasan faktor kesehatan dan kenikmatan dari kopi itu sendiri. Dan memang, pengunjung juga lebih memilih untuk menggunakan gula aren yang dipercaya lebih sehat dan nikmat dibandingkan dengan gula sakar biasa.
Namun, lanjutnya, untuk mendapatkan gula aren yang asli cukup sulit. Gula aren asal Kabupaten Gayo Lues yang biasa mereka gunakan sering terhambat. Akhirnya mereka harus mencari pasokan gula aren dari daerah lain, terang Modi saat ditemui di warungnya Jalan Senangin, Lamprit, Banda Aceh.
Sementara itu, Hj. Sari Bani, pengusaha barang kelontong di Blangkejeren, Gayo Lues membenarkan hal tersebut. Di Gayo Lues saat ini cukup sulit untuk mendapatkan gula aren. Sebab, banyak masyarakat yang enggan memproduksinya karena alasan tidak memiliki prospek yang jelas,”Banyak pengusaha gula aren yang memilih berhenti karena tidak menguntungkan,” kata Hj, Sari Bani.
Saat ini di Gayo Lues gula aren dijual dengan harga mulai dari Rp.18.000 sampai Rp.20.000 per kilogram atau 10 lempeng. Sedangkan di Banda Aceh, para pengusaha kopi bersedia membeli gula aren Rp.25.000 perkilogramnya. (Supri Ariu)