Ini kata Salim Wahab tentang Gayo, Aceh dan Tari Saman

oleh
Drs.H.M.Salim Wahab (80) pengamat seni dan Budaya Gayo Lues. (LGco_Anuar Syahadat)
Drs.H.M.Salim Wahab (80) pengamat seni dan Budaya Gayo Lues. (LGco_Anuar Syahadat)

TARI Saman atau dikenal dengan sebutan Tari Tangan Seribu merupakan tarian yang dimiliki masyarakat Gayo yang tercatat telah menyatu bersama Tanoh Tembuni sejak tahun 1292. Saat itu, Saman dimainkan masyarakat Gayo sampai ke Perlak Aceh Timur (Saat masih bergabung dengan Gayo Lues).

Drs. H. M. Salim Wahab salah seorang pengamat seni dan budaya Gayo, Kamis (20/11/2014) mengatakan, tari Saman Gayo dimainkan kaum Adam dan pernah disaksikan oleh seorang Italia yang merupakan penjelajah dunia, Marcopolo saat berlabuh di Perlak tahun 1929.

Selain Marcopolo, Salim Wahab juga mengatakan Ibnu Batutah yang berasal dari Tagier Maroko juga pernah menyaksikan Saman Gayo pada tahun 1345.

Diceritakan pria berusia 80 tahun ini, Marcopolo dan Ibnu Batutah pernah mencatat tentang penduduk kerajaan Gayo saat itu beserta kesenian (tari Saman) yang sudah eksis kala itu.

“Namun kesenian itu lebih dikenal dengan kesenian tepuk dada, tepuk tangan, berteriak dan goyang kepala secara teratur, belum ada istilah Saman,” kata penulis buku saku tentang Tari Saman yang dibagikannya secara gratis ini.

Setelah itu, tarian Saman terus berkembang hingga ke pelosok wilayah Gayo yang merupakan cikal bakal kesenian Gayo yang kini diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda pada bulan November tahun 2011 lalu.

Bangsa Gayo Tertua di Aceh
Tentang etnis Gayo, Salim Wahab mengatakan Gayo merupakan etnis tertua di Aceh dan merupakan pendiri Kerajaan di pesisir Aceh yakni kerajaan Perlak, Pasai dan Peusangan.

“Penduduk yang mendiami dataran rendah pantai timur dan utara Aceh, yaitu Perlak, Samudera Pasai dan Peusangan adalah suku Gayo yang merupakan Proto Melayu (Melayu Tua) yang telah mendiami daerah tersebut sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi,” kata Salim Wahab mengutip pernyataan A. Mahmud seorang sejarawan asal Sumatera Utara.

Diceritakan lagi, daerah ini didatangi oleh gelombang kedua Deutro Melayu (Melayu Muda) sekitar 2.000 tahun sebelum Masehi, yang jumlahnya lebih banyak, lebih pintar, lebih lihai, lebih besar bentuk tubuhnya, yang belakangan dinamakan etnis Aceh, kedua kelompok ini diduga berasal dari India Belakang.

Akibat hubungan kedua kelompok Melayu Muda dan Tua kurang harmonis, Melayu Muda ingin merebut tanah Melayu Tua, dan akhirnya harus diakui Melayu Tua kalah karena harus bermigrasi ke daerah pegunungan.

“Ada tiga kerajaan Gayo yang juga disebut kerajaan tua, yaitu Perlak, Samudra Pasai, dan Peusangan, akhirnya ketiga kerajaan ini jatuh ke tangan etnis Aceh, dan kita bisa melihat buku A. Mahmud tentang sejarah kerajaan-kerajaan tua di Sumatra. Dan berdasarkan sejarah itu dapat disimpulkan bahwa pemilik daerah Aceh adalah orang Gayo,” ,” kata Salim Wahab menyimpulkan. (Anuar Syahadat)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.