Jakarta-LintasGayo.co : Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian dan Kebudayaan 2014 mengadakan Pamaren Perjalanan Budaya Dunia di Anjungan Aceh Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, 25-28 September 2014. Acara ini dikemas dalam bentuk pertunjukan tari, pentas budaya, diskusi budaya, dan pemutaran film dokumenter.
“Setiap tahun, di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki satu bidang yang formatnya sama dengan UNESCO, titik pencatatan yang sudah masuk tahun ketiga untuk mengiventarisasi kekayaan budaya tak benda dari seluruh Nusantara. Sekarang ini, jumlahnya sudah mencapai 4.000 lebih Dari 4.000 tadi, mana saja warisan budaya tak benda yang bisa ditetapkan secara nasional. Tahun lalu, sekitar 70-an. Tahun ini, sekitar 100. Tahun depan, bisa 500, 1000, dan seterusnya,” kata Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch.,Ph.D, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia bidang Kebudayaan dalam kata sambutannya di Anjungan Aceh TMII Jakarta, Kamis (25/9/2014).
Setelah membuka acara pameran tersebut, Wiendu Nuryanti memberikan sertifikat Tari Saman dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) kepada Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah yang didampingi Bupati Gayo Lues Ibnu Hamis, S.So.,M.M.
Salah satu pengisi stand, Fikar W. Eda yang ikut menjual kopi arabika Gayo serta kaos Tour the Coffee Gayo, mengatakan, acara pameran tersebut sekaligus sebagai ajang promosi kopi Gayo. “Alhamdulillah banyak yang beli kopi Gayo. Banyak juga yang nanya informasi soal kopi ini. Makin banyak yang tahu, makin bagus. Kopi Gayo makin dikenal, terutama di dalam negeri. Yang mesan pun tambah banyak. Pada akhirnya, bisa meningkatkan kesejahteraan petani kopi di Gayo,” kata Fikar yang baru-baru ini mengetuai pelaksanaan Didong Gayo Senayan II di Gedung Parlemen Senayan Jakarta.
Dalam amatan LintasGayo.co, di bawah Rumah Adat Aceh dipamerkan foto-foto perjalanan warisan budaya dunia seperti Tari Saman dari Gayo Propinsi Aceh, batik, angklung, situs purbakala Sangiran, candi serta tas noken dari Papua. (Yusradi al-Gayoni)