Bener Meriah-LintasGayo.co: Salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, yaitu markisa terancam punah, karena petani tidak lagi membudidayakan buah itu sejak beberapa tahun terakhir, karena harganya tidak jelas dan terlalu rendah.
Kadis Pertanian, Tanaman Pangan dan Horticultura Bener Meriah Ir. Rusman Rabu mengatakan, animo petani untuk membudidaya markisa memang sudah hilang karena harga tidak stabil dan terlalu murah, sehingga sangat sulit dijumpai di pasar.
“Saat ini markisa hanya dapat dijumpai di hutan-hutan yang tumbuh secara liar, itupun di tempat tertentu,” sebut Rusman.
Di Dataran Tinggi Gayo, khususnya Bener Meriah kata Rusman, buah markisa itu ada dua macam yakni markisa lokal atau neggri dan makisa luar. Markisa lokal itu rasanya asam yang digunakan untuk membuat sirup dan markisa luar yang rasanya manis untuk langsung dimakan.
Petani di Bener Meriah cenderung ikut-ikutan dalam membudidaya tanaman, sesuai dengan harga, seperti sekarang sedang maraknya menanam kentang, itu yang menjadi prioritas petani, karena harganya bagus, papar Rusman.
“Membudidaya markisa tidaklah sulit yaitu tanpa perawan dan modal tetapi petani tetap tidak mau membudidayakannya, karena harganya yang tidak jelas, sehingga nasib buah itu seperti yang terjadi sekarang, tidak bisa dijumpai dimanapun termasuk di pasar,” ungkap Rusman. (antaraaceh)





