
Takengon-LintasGayo.co : Penanganan konflik Aceh tahun 2013-2014 diteliti oleh tim peneliti dari Center for Peace and Conflict Resolution (CPCRS) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh bekerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol) Aceh.
Saat ditemui di Takengon, Jum’at 12 september 2014, tim peneliti yang dipimpin akademisi bidang hukum dari Unsyiah, Saifuddin Bantasyam menyatakan penelitian itu dilakukan di 6 kabupaten, Langsa, Bireuen, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Tengah dan Bener Meriah.
“Tinggal 2 kabupaten yang belum tuntas kita teliti, Aceh Barat dan Abdya. Selainnya sudah tuntas dan beberapa waktu kedepan akan ada kesimpulan konkritnya,” kata Saifuddin Bantasayam didampingi tiga rekannya Khairul Yadi dan Masrizal dari Fisipol Unsyiah dan Wiratmadinata tokoh kemanusiaan di Aceh.
Hasil penelitian ini, timpal Wiratmadinata yang merupakan putra kelahiran Takengon, akan dijadikan arah kebijakan pembangunan perdamaian di provinsi Aceh.
“Penelitian ini juga sebagai evaluasi penerapan pendekatan sensitifitas konflik dalam program pembangunan,” ujar Wiratmadinata.
Diungkapkan juga, beberapa kesimpulan sudah diperoleh, terutama untuk daerah yang rawan konflik seperti kabupaten Bener Meriah. “Hasilnya akan kita ekpos secara resmi nantinya,” pungkas Wiratmadinata. (Khalis)