
Takengon-LintasGayo.co : Mahasiswa Universitas Gajah (UGP) Takengon melalui jurubicaranya, Salman menyampaikan keluhan mereka kepada Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah terkait kondisi UGP yang tidak memiliki lokasi kampus refresentatif.
“Kami ingin memperoleh kejelasan terkait kepemilikan tanah di Belang Bebangka dan beberapa luas dengan peruntukan kampus UGP,” ujar Salman saat diberi kesempatan berbicara kepada Gubernur Aceh di HR Coffee Takengon, Selasa 10 September 2014.
Alasan pertanyaan ini, kata Salman, adalah karena status tanah itu dikabarkan dikuasai Pemerintah Provinsi Aceh, namun kenapa masyarakat dibenarkan membangun rumah secara permanen di sekitar kampus tersebut.
“Kami tidak ingin ada keributan dengan masyarakat, mohon bapak Gubernur Aceh untuk memberi kepastian kepada kami para mahasiswa karena telah banyak mahasiswa yang memutuskan untuk keluar dari UGP,” ujar Salman.
Menanggapi pertanyaan mahasiswa tersebut, Doto Zaini berjanji akan mempelajarinya dan memerintahkan jajarannya untuk mencari solusi lokasi kampus Universitas Gajah Putih tersebut.
Doto Zaini mengakui, urusan asset adalah salah satu persoalan cukup rumit yang kini dihadapi Pemerintah Aceh saat ini. “Kita mesti meneliti secara rinci persoalan ini,” ujar Doto Zaini seraya berjanji akan memerintahkan dinas terkait untuk segera menanganinya.
Selanjutnya untuk proses penegerian UGP, Doto Zaini optimis pemerintahan RI yang baru dengan presiden terpilih Jokowi dan Jusuf Kalla akan mengakomodir keinginan tersebut, tentu segala dengan melengkapi persyaratan-persyaratan yang diperlukan.
Selain itu, perwakilan mahasiswa UGP ini juga mempertanyakan kenapa mahasiswa UGP tidak ada dialokasikan bea siswa. Padahal, kata Salman, UGP didirikan untuk mahasiswa wilayah Gayo yang kurang mampu menempuh pendidikan ke luar daerah.
Menanggapi keluhan mahasiswa ini, Doto Zaini juga menyatakan akan mempelajarinya dan mencari solusi terbaik kedepannya. (Khalis)