Blangkejeren-LintasGayo.co : Walau proyek Pemerintah Kabupaten Gayo Lues tahun 2014 ini tidak member i rezeki bagi sebagian warga setempat yang berprofesi tukang dan kuli bangunan karena tidak dipekerjakan oleh pihak kontraktor. Kebanyakan tenaga kepala tukang dan kuli bangunan didatangkan dari luar daerah yang rata-rata bersuku Jawa.
Mukhlis salah satu warga Gayo Lues yang sehari-hari sebagai pekerja bangunan Kamis (7/8) mengatakan, saat ini sangat jarang warga lokal yang mendapat pekerjaan di bidang pembangunan proyek pemerintah, malahan sebagian tukang sudah beralih propesi menjadi petani dan pedagang akibat sulit mendapat pekerjaan.
“Kita bisa lihat langsung, hampir disemua lokasi pembangunan proyek rata-rata yang bekerja orang luar, sedangkan warga Gayo Lues hanya sebagai penonton, padahal jika dibandingkan ongkos pembangunan, tidak ada yang beda, baik dikerjakan putra lokal maupun warga luar daerah,” keluh Mukhlis.
Ia mengakui, sebagian putra lokal yang pernah mengerjakan pembangunan proyek memang ada yang bekerja tidak sesuai dengan yang semestinya, sehingga berakibat rusaknya reputasi tukang Gayo Lues di kalangan pemborong-pemborong proyek.
“Tapi tidak semua tukang yang bekerja asal-asalan, mungkin karena sebagian orang yang bekerja seperti itu, terakhir hampir semua tukang yang terkenak imbasnya, padahal jika kita berpikir jernih, kalau putra daerah bisa mengerjakan pembangunan, ngapain diserahkan kepada orang luar,” ujarnya.
Jika semua pekerjaan proyek diserahkan kepada orang luar, Mukhlis mengatakan peredaran uang di Gayo Lues juga semakin kecil, karena setiap para tukang gajian selalu mengirimkan uang kepada keluarganya yang berada di luar daerah, tentu saja prekonomian di Gayo Lues tidak akan berkembang.
“Ada sebagian tukang putra daerah yang mendapatkan pekerjaan, tetapi rata-rata membuat rumah pribadi yang bahanya terbuat dari kayu, kalau masalah pembangunan gedung, sangat jarang di pakai warga lokal, kata Kontraktor lebih pandai warga luar melakukan pembangunan gedung dibandingkan warga lokal,” ucapnya.
Untuk itu, ia berharap kepada kalangan kontraktor agar tidak semua pembangunan proyek diserahkan pengerjaanya kepada orang luar, supaya putra lokal juga bisa menghidupi anak-anaknya demi menghindari kemiskinan. [] Anuar Syahadat