Kilas Balik Gempa 2013-2014

oleh

banner-GAYO

Catatan Andinova

2 Juli 2013 Selasa 2 Juli 2013. Selepas siang sekitar pukul 14.35 WIB, gempa bumi berkekuatan 6,2 SR menguncang Gayo, khususnya Aceh Tengah dan Bener Meriah. Sedikitnya 48 orang meninggal dunia dan 5 orang dinyatakan hilang. Duka Gayo ini juga membuat Pemerintah Aceh menjadikan kondisi daerah ini menjadi Aceh Darurat Kemanusia.

9 Juli 2013 Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkunjung ke Kecamatan Ketol. Daerah ini merupakan salah satu kawasan terparah terkena dampak gempa. Kunjungan Presiden SBY ini juga mengulangi sejarah dimana tahun 1983 Presiden Soeharto pernah berkunjung ke wilayah tersebut dalam konteks yang berbeda.

18 Juli 2013 Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Ma’arif, pada 18 Juli 2013, memberi penjelasan terkait penanganan bencana gempa Gayo. Penjelasan Syamsul ini mengacu pada instruksi Presiden SBY saat meninjau dan melihat dari dekat Gayo pasca gempa 9 Juli. Dimana di tetapkan bantuan pembangunan rumah yang akan disalurkan dengan besaran Rp40 juta untuk rusak berat, Rp20 juta untuk rusak sedang dan Rp10 juta untuk rusak ringan.

20 Juli 2013 Sabtu 20 Juli 2013 sekira pukul 05.16 Wib. Goyangan gempa dilaporkan cukup terasa di Takengon dan sekitarnya.

26 Juli 2013 “Mohon ibu, cepatlah bangun rumah kami, jangan biarkan kami terlalu lama di tenda”, ujar Sakdiah dalam melepaskan curahan hatinya kepada Istri Gubernur Aceh, Niazah Abd. Hamid, Jum’at (26/7/2013) yang datang ke lokasi pengungsi bersama beberapa istri pejabat teras Pemerintah Aceh.

Itulah sekelumit, curahan hati (curhat) warga seorang ibu pengungsi korban gempa Gayo asal Kampung Bah Kecamatan Ketol, Sakdiah. Ungkapan perasaan wanita setengah baya ini tentunya, bukan unkapan pribadi semata, namun juga ungkapan perasaan banyak bahkan umumnya para pengungsi korban gempa.

28 Juli 2013 Pameran foto amal “Pray for Gayo,” digelar Pewarta Foto Indonesia di arena Ramadhan Fair pada Taman Sari Banda Aceh, Minggu (28/7/2013) sore. Dalam kesempatan itu, Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal mengungkapkan, peristiwa gempa yang melanda wilayah Gayo di dua kabupaten di Aceh yakni Aceh Tengah dan Bener Meriah, makin membuka mata orang akan keindahan Tanoh Gayo.

Jika selama ini orang tidak begitu mengenal keindahan Tanoh Gayo, dengan adanya gempa ini, orang-orang yang datang kesana bisa menyaksikan sendiri  potensi besar yang dimiliki dua kabupaten tersebut.

8 Agustus 2013 Bupati Aceh Tengah, Ir H Nasaruddin MM menjadi khatib dalam shalat Idulfitri 1434 Hijriah di Masjid Al Huda kecamatan Kute Panang, Aceh Tengah, pada Kamis 8 Agustus. Bupati dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, besarnya perhatian dan bantuan dari berbagai pihak terhadap musibah gempa, harus diimbangi dengan semakin meningkatknya kebersamaan dan persaudaraan.

“Jangan sampai kita lemah dan tercerai berai, sebaliknya kita harus bersatu dan bangkit bersama untuk melalui musibah ini,” ujar Bupati Nasaruddin yang akrab disapa dikalangan masyarakat Aceh Tengah dari berbagai lapisan dengan panggilan Pak Nas.

12 Agustus 2013 LSM ‘Cinta Bangsa’ menemukan beras yang tidak berkualitas atau tidak layak konsumsi di perkampungan bekas gempa yakni di Kampung Lukup Sabun, Kecamatan Kute Panang, Kabupaten Aceh Tengah.

Ketua LSM Cinta Bangsa, Sejahtera, menjelaskan berdasarkan pemantauan yang mereka dilakukan di daerah Kute Panang terdapat lebih kurang 1.755 kg beras tidak layak konsumsi.  Beras tidak layak kosumsi tersebut, masing-masing berada di Kampung Lukup Sabun Induk sebanyak 1.110 kg dan Lukup Sabun Tengah lebih kurang 645 Kg.

17 Agustus 2013 Sabtu 17 Agustus 2013, upacara kemerdekaan RI dilaksanakan di lapangan Helipad tempat turunnya helicopter rombongan Presiden RI 9 Juli 2013. Lapangan Heliped ini berada di depan masjid Baitul A’la kecamatan Ketol. Upacara ini dipimpin langsung Kapolsek Ketol, Muhibbud Tabri  dan bendera merah putih dikibarkan oleh Paskibraka dari SMA 9 Ketol.

5 September 2013 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bener Meriah, kesulitan mendapatkan data valid mengenai total kerusakan rumah rakyat. Hal tersebut, akibat adanya sebagian warga yang rumahnya tidak hancur, bukan korban gempa, namun mengaku terkena dampak, hingga menyebabkan petugas kesulitan mendata

“Sulit membuat data akurat berapa jumlah rumah rusak akibat gempa. Ini karena ada sebagian warga mengaku jadi korban. Padahal setelah dicek ke lokasi, rumahnya masih layak pakai, tidak tampak mengalami kerusakan,” jelas Mahyudin ST, Sekretaris BPBD Bener Meriah, Kamis (5/9/2013) di Redelong.

20 September 2013 Dua Kabupaten yang terkena dampak gempa Bener Meriah dan Aceh Tengah, tidak bisa mengikuti Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke 6 di Banda Aceh. Ketidak ikut sertaan dua kabupaten di Gayo yang masih larut dalam duka gempa ini memiliki konteks yang berbeda.

Aceh Tengah tidak ikut karena anggarannya dialihkan untuk membantu rehabilitasi dan rekosntruksi pascagempa. Dimana, anggaran yang sudah di-plot-kan selama ini, dialihkan guna mempercepat membangun Aceh Tengah yang notabene merupakan daerah yang paling parah terkena imbas gempa 2 Juli 2013 lalu.

Sedangkan kabupatan Bener Meriah yang merupakan saudara muda dari Aceh Tengah, tidak ikut karena ketidakadaan anggaran. Dalam bahasa pemerintahannya bahwa tidak ada DIPA untuk PKA ke 6.

3 Oktober 2013 Dalam pandangan Nota Keuangan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh tahun anggaran 2013, pada Jumat, 3 Oktober 2013, hanya dua Fraksi yang masih menyampaikan tentang Gempa Gayo dalam pandangan umum mereka, yakni Fraksi PPP-PKS dan Fraksi Golkar. Yang lain, dari pantauan sekilas, tampaknya tak ada samasekali menyinggung hal itu.

Fraksi PPP-PKS mengkritisi minimnya dana rehab – rekon terhadap sarana ibadah yang telah rusak parah bahkan ada yang telah rata dengan tanah pada saat bencana alam gempa di dataran tinggi Gayo.

28 Oktober 2013 Merasa terpanggil dan tergugah akan penderitaan masyarakat korban gempa yang belum menemukan titik terang akan nasib mereka. Lima warga Gayo terpaksa berurusan dengan pihak keamanan bandara Soekarno – Hatta, Tanggerang Banten pada Senin, 28 Oktober lalu.

Pasalnya, mereka melakukan aksi diam dengan menutup mulut mereka dengan lakban sambil membentangkan poster mempertanyakan nasib para korban gempa yang belum juga jelas. Aksi yang dilakukan ketika hendak kembali ke Takengon ini, tentunya membuat petugas keamanan bandara ‘panik’.

30 Oktober 2013 Semangat membangun kembali Gayo ini juga semakin terlihat dari adanya bantuan Rp1,2 miliar dari hasil sumbangan para PNS di jajaran Pemprov Aceh juga disalurkan untuk membangun masjid yakni 2 masjid di Aceh Tengah dan satu masjid lagi di Kabupaten Bener Meriah.

Semangat yang diperlihatkan jajaran pemerintahan ini juga sudah terlihat jauh sebelumnya. Dimana masyarakat Gayo pascagempa, yang pertama sekali dibangun yakni masjid atau mersah (meunasah) meskipun dalam keadaan darurat. Ini menunjukan, bahwa secara sadar atau tidak, kedekatan dengan Allah sang pencita merupakan yang sangat utama dalam menghadapi dan menjali kehidupan pascagempa.

Rentang Nopember 2013 hingga Januari 2014 Progres rehabilitasi dan rekonstruksi Gayo pasca gempa terus dipacu. Tidak banyak catatan yang bisa disajikan. Karena terkesan pelaksanaan rehab/rekon tersebut lebih terkesan jalan ditempat.

Akibatnya sejumlah aksi masa sempat muncul, namun tak ada membawa perubahan. Para korban gempa masih berkutat dengan nasib mereka yang tak kunjung tuntas dalam rehab/rekon yang di impikan.

Februari 2014 Sejumlah kejahatan kemanusiaan terungkap dari peristiwa Gempa Gayo. Seperti yang terjadi dengan pemotongan dana cash for work atau dana bersih-bersih di potong di Kampung Segene Balik, Kecamatan Kute Panang, Kabupaten Aceh Tengah.

“Di kampung kami juga dipotong, Rp150 ribu per KK,” kata Ibah, penduduk Kampung Segene Balik, Senin (3/2/2013) sebagaimana dilansir lintas gayo.co.

Aksi sunat menyunat ini, selain di Kampung Segene Balik, Kute Panang, juga terjadi di Kampung Wih Nongkal Toa dengan potongan Rp 200 ribu/KK, di Kampung Dedingin Kecamatan Bebesen, Rp100 ribu per KK.

Pada pertengahan Februari ini juga, Warga Aceh Tengah dengan mengatasnamakan Masyarakat Korban Gempa Gayo, mengirimkan surat terbuka kepada Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah.

Dengan berbagai ulasan yang diberikan, masyarakat korban gempa ini menyampaikan ayat-ayat cinta kepada doto – sapaan akrab dr Zaini Abdullah – agar hendaknya bisa direspon secara cepat dan tepat. Sayangnya, hingga saat ini 12 tuntutan tersebut bagaikan lenyap ditelan badai.

Maret 2014 Rasa apatis masyarakat korban gempa akan Pemilu terlihat. Seperti sikap apatis masyarakat Ketol, sebagai daerah terparah terkena gempa. Dimana, merasa kurang mendapat perhatian dari eksekutif dan legislatif dalam penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi, para korban Gempa Gayo mulai bersikap apatis (tidak peduli-red) terhadap Pemilu 2014 yang hari pemungutan suaranya digelar 9 April ini.

“Kami tidak memikirkan siapa yang akan di pilih dan siapa yang harus kami kirim jadi wakil kami di kursi dewan. Kami hanya memikirkan bagai mana nasib kami yang sudah hampir 8 bulan masih di bawah rumah darurat,” kata Hamzah, warga Kute Alam kecamatan Ketol Aceh Tengah sebagaimana dilansir LintasGayo.co, 8 Maret 2014.

April-Mei 2014 Masih adakah perhatian untuk gempa Gayo ini. Jelang setahun, rasanya Gempa Gayo hanya tinggal cerita. Sungguh ironi memang negeri ini, para pemimpinya seakan lupa bahwa ada rakyat yang masih menderita akibat bencana.

(Sudah diterbitkan di tabloid LintasGAYO edisi 11, 22 Juni 2014)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.