
DUA kelompok masyarakat saling beradu volume suara di tengah malam hingga dini hari 1 Ramadhan 1435 Hijriyah atau Minggu 29 Juni 2014. Satu kelompok berada di warung-warung kopi menonton pertandingan sepak bola piala dunia, satu kelompok lagi di masjid dan menasah melantunkan ayat suci Al Qur’an yang dikenal dengan sebutan Tadarus.
Putaran pertandingan sepak bola piala dunia memasuki babak 16 besar, di laga perdana 16 besar 2 negara asal Amerika Latin dipertemukan antara tuan rumah Brazil menghadapi Chile. Sesekali terdengar sorak sorai dari warkop-warkop di seputar kota Takengon saat terjadi tontonan menarik. Saat tercipta gool misalnya.
Sementara dari Menasah dan Masjid terdengar suara lantunan ayat suci Al Qur’an secara bergantian dilakoni anak muda melalui pengeras suara, minimal 1 juz ayat suci Al Qur’an mesti dilampau untuk khatam 30 Juz di akhir Ramadhan nanti.
Kesannya, sorak sorai piala dunia mengalahkan suara Tadarus, demikian dilaporkan wartawan LintasGayo.co Sengeda Kale. Hampir disetiap warung kopi yang menyediakan fasilitas nonton bareng (Nobar) kursi yang disediakan dipenuhi oleh para penonton.
Amatan Sengeda Kale, masyarakat yang melalukan Tadarus di beberapa masjid lebih sedikit jumlahnya dibandingkan jumlah penonton bola yang ada di beberapa warung kopi yang menyediakan fasilitas nonton bareng (Nobar).
Sementara laporan Wein Mutuah, animo masyarakat seakan beradu pilihan antara menyambut Ramadhan yang biasanya semarak dengan nonton pertandingan piala dunia yang kian memanas. Dilaporkan, hasil pertandingan sepak bola itu tuan rumah Brazil lolos ke babak 8 besar, setelah mengalahkan pertarungan sengit Chili lewat drama adu pinalti dengan score 3-2.
“Pertandingan yang digelar di malam pertama Ramadhan memang seru, masyarakat antusias meski pertandingan digelar tengah malam hingga dinihari bersamaan dengan Tadarus pertama bulan Ramadhan dan persiapan puasa hari pertama versi Pemerintah,” demikian dilaporkan Wein Mutuah. (Tim)