
Takengon-LintasGayo.co: Masyarakat Gayo Aceh Tengah meminta kepada masyarakat Aceh agar memeberi perhatian khusus kepada seni Didong Gayo, karena seni “tepuk” tersebut berjalan karena inisiatif kuat dari seniman, bukan bagian dari pemerintah.
“Pemerintah Aceh harus mendukung penuh seni didong ini, karena inilah seni yang dapat berkomunikasi efektif di masyarakat Gayo. Selain itu perlu perhatian pada seniman Didong,” kata Zuhri, salah seorang peserta dialog Didong “Revitalisasi dan Reaktualisasi kesenian tradisi yang digelar DisBudpar Aceh di Wapres, Takengon, Selasa (24/6/2014) malam.
Perhatian pemerintah Aceh tersebut diharapkan lantaran selama ini tidak ada perhatian secara khusus dari pemerintah Aceh terkait seni Didong Gayo yang sudah dikenal dunia.
“Bila tidak adaperhatian khusus dikuatirkan seni Didong dapat bergesar secara cepat, hingga akhirnya khasanah seni tersebut hilang,” kata Zuhri.
Acara Dialog Didong tersebut turut menampilkan Kabri Wali, Ceh Didong Teruna Jaya dan musik bambu “teganing” dari kelompok “Oloh Guel” pimpinan Yusrizal. Sebagai pembicara peneliti Didong Salman Yoga, Ceh Didong Juanda Lakiki, dan moderator Jauhari Samalanga.
“Acara kajian Reitalisasi seni tradisional memang cocok untuk Didong saat ini, sekaligus untuk perkembangan Didong dimasa pendatang,” ujar Ketua Panitia Khalisuddin saat memberi laporan kegiatan tersebut. (bobi mulya)