Soal Syair kasar Didong Gayo, ini kata penyanyi “SABA” Kandar SA

oleh

kandarJakarta-LintasGayo.co: Penyanyi dan seniman Gayo Kandar SA menyebutkan, untuk menjaga kesenian Didong tetap santun, diperlukan inisiatif dari Ceh-Ceh sekarang untuk bercermin kepada ceh-ceh lama, karena memahami seniman-seniman dulu dapat menjadi cermin positif untuk budaya Gayo.

“Cikal bakal cehnya diambil dari Ceh-ceh yang dulu seperti Ceh Gobal mislanya yangterkenal dengan munapak leng,” kata Kandar menyahuti berita media ini oleh penikmak seni dan kabag humas Gayo Lues
Syair Safruddin tentang Didong sekarang dinilai kasar, perlu ada kajian budayawan dan ahli.

Dijelaskan vocalis SABA Group ini soal arti menapak leng, apabila seorang ceh A bercerita tentang “Kuda”, maka Ceh B membalas cerita tentang “gajah”, yang nantinya jurilah yang memutuskan siapa terbaik.

“tinggal penonton dan juri yang menilai makna yang tersirat, dan ceh mana yang terbaik,” jelas Kandar SA.

Karena itulah kita mengenal ceh-ceh dulu, seperti Ceh Lakiki yang dikenal punya syair dengan makna dalam, Ceh To’et  terkenal dengan kenyehnya,Ceh Sahak dikenal sebagai Ceh Gegoyong, Ceh Tujuh dari Kabinet yang terkenal dengan syaer musapat ujung.

Jadi untuk itu, Kandar SA sepakat mengembalikan Didong sekarang  sebagai seni yang santun, perludi seminarkan kembali, karena Didong mulai identik dengan carut marut, serta yang menyedihkan tidak banyak Ceh Didong sekarang yang mencipta lagu lagi. (tarina)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.