Kata sejarawan Aceh, kearifan Didong harus dijaga

oleh

Didong Jalu. (tarina)Banda Aceh-LintasGayo.co: Kolektor manuskrip dansejarawan Aceh Tarmizi A Hamid sepakat untuk mengembalikan seni-seni tradisonal Aceh, termasuk seni-seni Gayo seperti Didong untuk kembali kepada santun awal, bermutu dan punya kharisma, serta tidak terpengaruh dengan budaya luar.

“Persolan ini harus kita desak sekarang supaya jangan terpengaruh budaya seni luar, karena sengaja atau tidak sengaja bisa merubah nilai-nilai budaya seni lokal,” kata Tarmizi A Hamid kepada LintasGayo.co, Sabtu (14/6/2014) via BlackBerry Mesanger menjawab statemen penikmat seni Gayo Lues Syafruddin yang di muat media ini
Syair Didong sekarang dinilai kasar, perlu ada kajian budayawan dan ahli.

Menurutnya, Seni dan budaya yang ada di Aceh sangat santun dan beradab. Dirinya sangat sependapat dengan pakar dan penikmat seni dan budaya dari lokal Gayo, sebagai permainan setempat supaya tidak kasar.

“Jangan campur adaukkan dengan budaya orang belum jelas tata keindahan dan arti yang sesuai dengan keislamannya,” katanya.

Oleh karena itu, kata Tarmizi, agar kemurnian seni dan tarian Gayo tetap terjaga, solusinya harus mengedepankan kearifan lokal sebagai kunci penjawab masalah.

“Begitu juga dengan tarian-tarian lain yang ada di Aceh, agar menjaga aklarasi permainan tersebut tetap oroginal sesuai dengan adat dan istiadat lokal itu sendiri,” demikian kolektor buku-buku dan manuskrip Aceh tersebut. (tarina)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.