
Redelong-LintasGayo.co : Jajaran pendidikan terus upayakan berbagai metode sistem pembelajaran untuk meningkatkan kualitas anak didik sehingga mampu berkompetisi serta berinteraksi dengan kemajuan ilmu pengetahuan maupun penyesuaian dengan kebijakan pemerintah pusat khususnya mengikuti kurikulum baru.
Salah satu upaya tersebut dilakukan oleh Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bukit Bener Meriah, dengan menerapkan tes psikologi pada siswanya sehingga dapat memilih jurusan sesuai dengan karakter dan kemampuan yang dimiliki dengan demikian siswa tidak merasa dipaksakan atau terpaksa.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Bukit Ikhsan Purnama, SP ketika ditemui LintasGayo.co diruang kerjanya, Rabu (28/5/14).
Menurut Ikhsan, metode penerapan sistem penerimaan siswa baru melalui tes psikologi tersebut baru di sekolah ini diterapkan, walau sedikit harus mengeluarkan biaya namun hasil dari upaya tersebut sangat bermanfaat baik kepada siswa sendiri maupun kepada tenaga pendidik.
Dilain sisi, ungkap kepala sekolah termuda tingkat SMA di Bener Meriah itu, pihak sekolah melalui bidangnya masing- masing harus lebih jeli melihat kondisi siswa yang diawasinya, utamanya bagi siswa yang kehidupan ekonomi orang tuanya kurang menguntungkan, kata Ikhsan Purnama.
Salah satu contoh, sebutnya Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang diperuntukan bagi siswa tingkat SMA, apabila ada siswa yang kehidupan orang tuanya telah mapan maka diminta kepada mereka saling berinteraksi sehingga memunculkan rasa toleran antar sesama, dengan demikian sasaran penerima BSM dapat dialihkan kepada siswa yang lain setelah mendapat persetujuan dari temannya yang kehidupan ekonominya telah mapan.
Suami dari Ny. Laili Yani, S.Pd ini mengaku bahwa dirinya dalam mengelola sekolah tersebut dilandasi semangat kekeluargaan sehingga dalam menjalankan tugas saling asah, asih dan asuh.
Disinggung tentang adanya kebiasaan siswa sebelum melaksanakan proses belajar mengajar terlebih dahulu diwajibkan untuk berdo’a, Ikhsan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan sebuah prasyarat yang wajib dan tidak ada toleran, agar ilmu yang diserap ketika proses belajar mengajar memperoleh berkah serta kran daya serap siswa terbuka dalam menerima pelajaran.(Man)