
“Kedig” (Komedi Kopi GAYO) demikian komunitas ini menyebut namanya. Seiring semakin populernya keberadaan stand up comedy saat ini, membuat para komedian-komedian (sebutan untuk pelaku stand up comedy) yang berada di Takengon khususnya semakin percaya diri dan terus berkembang. Komunitas yang pada awalnya terdiri dari perorangan, saat ini telah mampu menghimpun para komedian kedalam sebuah wadah dengan nama Kedig.
Walau komunitas ini baru dideklarasikan pada tanggal 19 Maret 2014 silam, namun pada dasarnya mereka telah menjadi bahagian dari penghibur dalam kegiatan-kegiatan atau acara-acara jauh sebelum nama “KEDIG” itu sendiri diresmikan.
Keberadaan stand up comedy di Takengon semakin digemari dan diminati, hal ini terbukti dari banyaknya jadwal pementasan dibeberapa tempat di Takengon (beberapa Cafe yang ada di Takengon) selalu dihadiri banyak penonton, lebih dari itu jumlah anggota yang tadinya hanya 4 sampai 5 orang, kini telah mencapai 23 orang.
Jenis seni comedy ini juga menunjukkan segmen peminat dan penikmat yang cukup komplek, dimana stand up comedy mampu menghibur kalangan remaja, dewasa dan bahkan orang tua. Dari 23 anggota yang tergabung dalam “Kedig” hampir 50% pelakunya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
Berkaitan dengan tema, para komedian Gayo ini pada setiap penampilannya lebih mengedepankan isue-isue tentang budaya, kopi Gayo, politik dan pergaulan para kaula muda. Komunitas ini hadir dalam rangka mempopulerkan jenis seni baru untuk menghibur dan memberikan pesan-pesan moral bagi kalangan anak muda dalam pergaulan sehari-hari. Untuk membangun profesionalitas, komunitas ini juga memiliki susunan pengurus yang terdiri dari, Juadi sebagi penasehat, Darma sebagai ketua, Mahfud sebagi bendahara dan Du’an sebagai public relation.
(Win-do)