Gayo ku “adab itu diatas ilmu !”

oleh

Kurniaoleh: Kurnia El-Muchlisin

Masyarakat Gayo yang dikenal dengan kental adat dan istiadat, yang mengatur kehidupan sehari-hari, tentunya sesuai dengan Syariat Islam, yang telah dapat di lihat, maupun di dengar sejarahnya bahwasanya masyarakat Gayo yang dahulu penuh dengan aturan dalam bermasyarakat,  baik dari sikap pada orang tua, berbusana, maupun pergaulan diantara sesama masyarakat Gayo yang sangat mengedepankan kebersamaan dan sikap yang tasamuh dalam bermasyarakat, sehingga menciptakan generasi yang berbudi pekerti luhur, sopan santun dalam segala hal.

Kembali pada sejarah, pemudi-pemudi Gayo dahulu dengan busana yang sopan ditambah kerudung yang menawan dan moral yang tinggi , mereka disegani dan dihormati. Karena pada saat itu adat dan budaya Gayo masih berjalan. Sebagai contoh dalam masyarakat Gayo ada yang namanya sumang yaitu : sumang penengonen, sumang percerakan, sumang pelangkahan, dan sumang kenunulen, sehingga akhlak yang baik tercermin dalam diri pemuda-pemudi Gayo.

Namun dilihat pada zaman saat ini sangat disayangkan telah jauh dari harapan masyarakat yang lalu,  dekadensi moral yang begitu signifikan dirasakan oleh masyarakat Gayo bukan hanya pada pemuda pemudinya, tidak terlepas juga dari sebahagian masyarakat Gayo yang tergolong sudah tua.

Berawal tahun 2000 dimana kebudayaan masyarakat Gayo sudah mulai pudar bahkan 14 tahun terakhir ini generasi Gayo ini sudah sangat tidak mengamalkan adat Gayo lagi, mulai dari berpakaian yang sudah bangga dengan pakaian minim, ketat, bahkan tidak memakai jilbab lagi bagi perempuan.

Pergaulan laki-laki dengan perempuan seakan tiada batas lagi, tidak lagi memandang orang tua seakan-akan dunia ini hanya miliknya berdua. sangat disayangkan  di Gayo ini terjadi hal yang sedemikian apa penyebab semua ini? Bagaimana tindakan pemimpin di Gayo ini ? bagaimana tindakan orang tua di Gayo ini?  Sungguh kita sayangkan melihat dari fakta yang terjadi saat ini seakan-akan masyarakat Gayo dipandang rendah bahkan memang betul-betul rendah dipandang. Padahal dalam Al Qur’an dijelaskan : al adabu fauka ilmi. Yang artinya adab itu diatas ilmu.

Sadar tidak sadar telah banyak orang yang berilmu pengetahuan di Gayo ini,  kemajuan demi kemajuan, mulai dari infrastruktur, pendidikan, dan hal lainnya, namun sangat disayangkan bagaimana dengan generasi nya?  Padahal pemuda/i hari ini adalah pemimpin hari esok.

Jika demikian bagaimana gambaran pemimpin masa depan Gayo ini yang begitu banyak dari generasi Gayo yang hilang kontrol, sehingga dekadensi moral sudah tidak dapat kita biarkan lagi.  Berawal dari kekhawatiran untuk generasi Gayo, langkah apa yang tepat untuk dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat Gayo ini baik itu dari pemerintahan, dunia pendidikan, bahkan dari seluruh masyarakat Gayo yang peduli akan hal ini.

Dari  beberapa wawancara yang dilakukan dengan para tokoh yang peduli dan dianggap percaya, serta peduli untuk generasi Gayo mengatakan : perbedaan antara kota medan yang terkenal dengan banyaknya tempat-tempat maksiat, tidak berbeda jauh dengan di Gayo ini, bedanya hanya di Gayo bermain secara diam-diam dan di kota kota lain secara terang-terangan.  Inilah kira gambaran sedikit tentang masyarakat Gayo saat ini.

Dengan demikian perlu pemikiran dan aksi yang  yang nyata untuk me-refresh-kan kembali generasi Gayo. Serta mengetahui solusi dan penyebab terjadinya ini, dan mampu membawa perubahan untuk generasi kedepan. Jikalau tidak menurut pandangan kedepan, generasi Gayo semakin jauh dari harapan.

Semoga tulisan ini dapat direnungkan dan memikirkan langkah apa yang harus dilakukan, baik itu dari masyarakat, tokoh agama, mahasiswa bahkan instansi pemerintahan sekalipun.[]

*Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Gajah Putih

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.