
Beberapa iringan kenderaan roda empat pagi itu meluncur dari pusat kota Redelong menuju kawasan Burkul tepatnya kawasan Paya Rebol dan Linung Bulen kecamatan permata. Diantara iringan kenderaan tersebut turut juga rombongan dari Federal Agricultural Marketing Authority (Fama) mitra usaha dari Kementrian Pertanian Malaysia Mohd Andi Mohd Yasin, ada Kadis Pertanian, Tanaman Pangan dan Horticultura Aceh Ir. Razali, AP dan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh Drs. Hasanuddin Darjo, MM.
Jarak dari ibu kota Redelong menuju kawasan Burkul lebih kurang 5-7 kilo meter. Rombongan melintasi jalan Eks. KKA masuk melalui Sp. Empat Bale Atu yang telah diaspal hotmik hingga kampung Bintang Bener Atas selepasnya menemui ruas jalan yang masih pengerasan. Setiba di Nosar rombongan baru menaiki ruas jalan tanjakan namun di kawasan tersebut banyak diantara kenderaan roda empat ennggan naik keatas karena badan jalan bak kubangan kerbau tanpa Dable Gerdang tidak akan mampu naik keatas.
Tamu daerah yang khusus berkeinginan melihat langsung lahan petani dikawasan Burkul merasa terengah dengan kondisi akses jalan yang berkubang tersebut hingga memutuskan untuk tidak naik. Namun karena rombongan yang didampingi oleh Kadis Pertanian, Tanaman Pangan dan Horticultura Bener Meriah Ir. Rusman dan Kepala BKPP Bener Meriah Sadra, BK,SE, Kabag. Ekonomi Setdakab Bener Meriah Huddaidi,SE serta beberapa staf dan termasuk Pengurus KSU Gayo Land Yuswar Iwan, Ketua IP2KT BM Iswindi yang juga Plt. Presiden Mahasiswa Universitas Gajah Putih Takengon, bersepakat tidak akan kelokasi tanpa kehadiran Kadistan Aceh, rombongan bayer Malaysia sehingga tamu daerah itu dijemput oleh Kepala BKPP Bener Meriah Sadra,BK,SE .
Alhasil para tamu itu dapat melangkah ke lokasi pengembangan budidaya kentang itupun hanya sampai paya Rebol (sebuah pemukiman penduduk yang dikenal dengan kampung plastik di tanoh Gayo akibat konplik mendera sepanjang tahun 2000-2005 didaerah itu).
Dilain sisi para tamu daerah ini merasa prihatin terhadap masyarakat setempat yang umumnya petani dimana lahan usahanya dikawasan tersebut mampu bertahan dan melintas di ruas jalan “ kerbau itu”.
Salah seorang rombongan yang merupakan mitra dari BKPP Aceh, kepada lintasGayo.co mengatakan kepekaan dari pejabat pemerintah daerah Bener Meriah terhadap petani khususnya kawasan tersebut sangat kurang, padahal ke kawasan pengembangan Budidaya kentang ini telah beberapa kali turun pejabat tinggi baik dari kementrian terkait bahkan orang nomor satu di bumi serambi mekah yakni Doto Zaini Abdullah, “tapi mengapa ruas jalan yang hanya 2 km ini tidak dapat diperbaiki, kemana dinas terkait yang mengurusi ruas jalan rakyat kesentra produksi ini,” tanyanya.
Kedatangan tamu yang hendak menanamkan investasinya ke Bener Meriah itu setiba di lokasi tidak banyak bicara, apakah karena akses jalan menuju kewilayah tersebut sangat jelek, akibatnya merasa trouma, atau mereka berpikir apakah pemerintah setempat tidak serius dalam menangani petani yang akan menjadi mitranya di daerah tersebut.
Dalam kondisi yang setengah terengah-engah, LintasGayo.co menyempatkan waktu bertanya kepada Kadistan Aceh Ir. Razali, AP yang saat itu juga tergesa-gesa hendak cabut dari lokasi karena menurutnya bahwa sang bayer yang sengaja datang dari Malaysia ingin menyempatkan diri melihat dekat keindahan danau lut tawar yang berjarak sekitar 30 km dari lokasi kawasan Bur Kul atau Paya Rebol tersebut.
Kepada Kadistan Aceh, LintasGayo.co mempertanyakan komitmen pemerintah Aceh membantu petani petani kentang di kawasan Burkul , Paya Rebol dan Linung Bulen tersebut, Razali AP menyatakan bahwa Pemerintah Aceh sangat memperhatikan petani kentang sebagai bukti bahwa Gubernur Aceh juga telah turun langsung menjumpai para petani disini dan berjanji akan memperbaiki inprastruktur jalan kekawasan tersebut serta memberikan paket bantuan bibit kentang kepada petani yang ada dikawasan tersebut.
Menanggapi adanya upaya pemerintah Aceh akan memperbaiki infrastruktur menuju kawasan Budi Daya Kentang itu, Ketua Ikatan Pedagang Palawija dan Kelompok Tani (IP2KT) Bener Meriah Iswindi yang juga menjabat sebagai Plt. Presiden Mahasiswa pada Universitas Gajah Putih Takengon, menyatakan hendaknya pemerintah Aceh setelah melihat keluhan rakyatnya khususnya disektor infrastruktur berupa jalan menuju kawasan itu, jangan lagi mengatakan “Akan” tetapi segera, katanya, sedikit kesal.
“Masyarakat sangat kesulitan melintasi ruas jalan ini, kami harapkan kepada pemerintah Aceh maupun Pemda Bener Meriah, segera memperbaiki ruas jalan ini, apalagi saat ini musim penghujan, ruas ini merupakan satu-satunya akses yang dapat mengeluarkan hasil kentang rakyat yang tiap harinya mencapai 15-20 ton ini,” desaknya.
Dalam hal adanya informasi bantuan paket bibit kentang ke kawasan tersebut melalui Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Horticultura oleh pemerintah Aceh, Iswindi mengharapkan penyaluran bantuan tersebut diutamakan kepada petani yang membutuhkan bukan kepada mereka yang berkeinginan sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran, jelasnya sembari mengharapkan pihak terkait agar lebih transparan dalam penyaluran bantuan tersebut dan yang penting bukan untuk oknum pejabat, keluarganya maupun kepada petani yang manpan alias berdasi, jelasnya.
Pantauan LintasGayo.co dikawasan Burkul, terlihat hamparan tanaman Kentang Granola yang menghijau diantara hijauan danun kentang ada juga yang telah memasuki masa panen akibatnya diselingi hamparan yang hanya terlihat tanahnya saja karena pokok kentang yang telah kering siap untuk dipanen.
Kadistan Bener Meriah Ir. Rusman didampingi Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan setempat Sadra, BK, SE menjelaskan bahwa pada kawasan tersebut telah terbentuk kelompok-kelompok tani dimana pihaknya melalui wadah koperasi terus melakukan pembinaan baik kepada kelompok maupun kepada petani perorangan. Dilain pihak keduanya juga mengakui keterbatasan daya dan dana untuk mengoptimalkan pembinaan merupakan sebuah persoalan tersendiri, namun pihaknya mengaku telah optimal, jelas kedua pejabat Bener Meriah ini.