Takengon-LintasGayo.co: Tampaknya tidak semua orang mengenal mieso, mie sejenis bakso, baik masyarakat di pesisir maupun di Indonesia, karena Mie soe yang bertahan sampai sekarang cuma tersedia di Takengon saja.
Sekitar tahun 1970-an, awalnya mie so ini dikembangkan oleh seorang pedagang asal Jawa Tengah di Medan. Dan kala itu, seorang pekerja disitu, Adalah Safi’e, putra dari sumatera barat yang besar di Takengon, Aceh Tengah.
Pada tahun 1983, Pak Safi’i kembali ke Takengon dan kemudian mengembangkan ilmu “mie so” ini. Tempat pertama kali yang dipilih Pak Safi’i adalah ujung jembatan Bale, Kecamatan Lut Tawar. Kemudian pada tahun 1995 Pak Safi’i dan Istrinya Ibu Muslimat memperbesar usaha dan pindah ke kawasan ramaim di jalan Mahkamah, dipojok bangunan ruko persis di depan gedung Bioskop Gentala,Takengon, Aceh Tengah.
setiap hari pelanggan Mie So pak Safi’i terus bertambah, dengan permintaan cukup tinggi, hingga akhirnya dia membeli sebidang tanah di kawasan Perumnas, Kebayakan Takengon, dan tahun 1995 Pak Safi’i memindahkan usahanya secara permanen ke Kebayakan, dan sekarang dikenal Mie So “Samalero”.
Apa yang membuat Mie so Samelero istimewa? yang pertama memiliki rasa khas sop dengan bumbu cabe rawit pedas. “Pedasnya sangat mendukung kalau cuaca dingin,ditambah rasa sop asli,” kata Rajali, seorang pengunjung Samalero kepada LintasGayo.co, Rabu (30/4/2014).
Dan banyak masyarakat di indonesia yang belum memahami perbedaan Mieso dan Bak So. Pengelola Mie so Samalero Azmi menyebutkan, kalau mie so itu menggunakan daging asli dan pakai kuah kaldu asli, sementara Bakso menggunakan daging bercampur tepung. (tarina)