Kawanan Gajah satroni ladang warga Ketol

oleh
ilustrasi gajah aceh (setkab.go.id)

SUDAH seminggu kawanan gajah terus menyatroni ladang warga di Desa Bergang dan Karang Ampar Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah. Kawanan gajah itu berjumlah 23 ekor gajah dewasa, belum dihitung anak gajah.

Sebelumnya, kawanan gajah itu berada di sekitar Desa Bergang, di pinggir Krueng Peusangan. Namun, Minggu (27/4/2014) pagi, kawanan Po Meurah (sebutan untuk Gajah) mulai pindah ke Pantan Muslimat sekitar 9 Km dari Desa Karang Ampar.

Maimun, Sekcam Ketol yang dihubungi via telepon seluler membenarkan sejumlah ladang warga telah dirusak oleh kawanan gajah tersebut. Padi gogo yang baru saja dipanen petani di Desa Karang Ampar, dimakan oleh gajah-gajah itu. Tanaman pinang yang terdapat disana, juga dicabut oleh kawanan gajah tersebut.

Dua hari lalu, tambah Maimun, tanaman pisang milik petani di Desa Bergang sudah lebih dahulu dihancurkan oleh gajah-gajah tersebut. Hari ini, gajah-gajah itu mulai bergerak ke arah barat dari Desa Bergang, mendekati Desa Karang Ampar.

“Akibat datangnya kawanan gajah itu sejumlah petani gagal panen. Tadi malam gajah tersebut sempat merusak salah satu gubuk petani di Pantan Muslimat, alhamdulillah pemiliknya selamat, hanya pintu yang dirusak,” jelas Maimun.

Untuk mengantisipasi supaya kawanan gajah itu tidak masuk ke permukiman warga, Maimun sudah meminta warga Desa Karang Ampar untuk menyalakan api unggun. Dia khawatir, konflik gajah dengan warga di desa itu akan memakan korban jiwa.

“Tolong pihak BKSDA segera mendatangkan pawang gajah ke Karang Ampar, takutnya karena terdesak maka warga akan membunuh gajah-gajah itu,” pinta Maimun.

Dia sudah mengingatkan warga untuk tidak melukai gajah-gajah tersebut. Selain karena hewan itu termasuk binatang langka yang harus dilindungi, menyakiti gajah akan menyebabkan binatang itu makin marah, dan mengamuk.

Pak Yan (50), warga desa yang terletak di pinggir Krueng Peusangan itu sangat khawatir atas munculnya kawanan gajah ke desa mereka. Selama ini, kawasan itu tidak pernah didatangi kawanan gajah. Warga juga heran, kenapa desa mereka mulai diganggu oleh gajah-gajah tersebut.

Senada dengan Maimun, Pak Yan juga khawatir terhadap nasib gajah-gajah tersebut. Pasalnya, tidak mustahil warga yang sudah panik akan meracuni gajah-gajah tersebut seperti yang pernah terjadi di Kampung Sayeng.

Pak Yan menghimbau agar pawang gajah dari Pusat Pelatihan Gajah Saree segera turun ke lokasi. Gajah itu binatang langka yang harus diselamatkan. Lebih-lebih saat ini sangat banyak pemburu gajah yang menghendaki gadingnya.

“Tolonglah, BKSDA segera turun untuk menghalau gajah tersebut. Kasihan petani, makin lama gajah itu disini maka makin banyak ladang yang dirusak gajah,” harap Pak Yan.

Upaya menghalau gajah-gajah itu sudah dilakukan oleh pihak kecamatan dan warga setempat dengan membunyikan meriam bambu. Langkah itu cukup ampuh. Buktinya, gajah-gajah tersebut mulai pindah dari Desa Bergang ke Pantan Muslimat di Desa Karang Ampar.

Informasi yang diperoleh kompasianer, pihak Pemda Aceh Tengah juga sedang mempersiapkan operasi menghalau gajah. Operasi itu akan melibatkan aparat TNI, Polri, Polhut, Pol-PP, mahasiswa pencinta alam, RAPI, ikatan mobil off road dan warga setempat.

Operasi menghalau gajah itu direncanakan akan dilaksanakan pada malam hari. Namun, kompasianer belum memperoleh informasi tentang kepastian waktu pelaksanaan operasi tersebut. (kompasiana.com | Muhammad Syukri)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.