
Menurut bapak dari tiga orang anak ini, kendatipun dirinya hanya mengumpulkan buah Alpukat dari para petani di daerah Bener Meriah, khususnya kecamatan Bukit, Bandar, Bener Kelifah dan Permata, dirinya telah mempu m,enyekolahkan anak-anaknya ke perguruan tinggi selain memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, bahkan ia telah membeli tanah serta sedang membangun rumah dari hasil penjualan Al-pukat tersebut.
Disebutkan Aman Hanif, harga buah Alpukat selalu bervariasi sesuai dengan permintaan pasar. “Hari ini kami menerima alpukat dari masyarakat bila diantar ke gudang per-kilonya Rp. 1.500- 1700, tetapi apabila kami yang menjemput ke lokasi maka harga tersebut dikurangi dengan cost jarak tempuh menuju gudang, jelasnya sembari mengatakan apabila diekspor keluar maka harga akan lebih tinggi itupun tergantung pada jumlah pesanan, mau berapa ton,” ungkapnya.
Pantauan LintasGayo.co di beberapa pusat pasar di Bener Meriah dan di Aceh Tengah, para pedagang pengencer buah Alpukat sudah cukup banyak namun mereka rata-rata mengeluh bahwa dikedua daerah ini belum ada pedangan eksportir buah Alpukat serta belum dimanfaatkannya gudang cost Trade yang sudah ada fasilitasnya di kedua daerah ini. (Man)