Takengon-LintasGAYO.co : Pasca meninggalnya dua orang mahasiswa Unimal akibat tertimbun reruntuhan tebing di jalan lintas Takengon – Bintang tepatnya di kawasan Retak, Dusun Lelabu, Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan beberapa waktu lalu, meninggalkan trauma dan was-was bagi sebagian besar masyarakat, terutama warga yang sering melewati jalan lintas tersebut.
Salah seorang warga Bintang, Inen Rifki, kepada LintasGAYO.co Minggu (06/04/2014) mengaku sangat was-was ketika hendak melewati jalan Takengon Bintang, terutama jalur bagian sebelah utara danau.
“Rasa takut dan was-was tersebut memang selalu terasa sejak dulu, namun sangat terasa sejak kejadian yang menimpa dua orang mahasiswa kemaren,” ungkapnya.
Sebagai alternatif, untuk lebih merasa nyaman kami memilih jalan jalur selatan danau saja, memang lebih jauh akan tetapi kami lebih nyaman melewatinya, kata dia.
Dengan nada kecewa Inen Rifki mengatakan, mengapa dari dulu dibiarkan kondisi jalan lintas Takengon Bintang seperti itu, padahal sudah lama kondisinya seperti itu. Tidak hanya di kawasan Retak saja, namun ada beberapa lokasi lagi, seperti di lokasi Utung Utung, itu sangat berbahaya.
“Sudah berbahaya jalanya rusak pula, sehingga ketika melewatinya kenderaan tidak bisa melaju dengan lancar, diperparah lagi dengan kondisi musim hujan seperti sekarang ini, cukup menakutkan kami selaku pengguna jalan,” imbuhnya.
Selain itu, sehubungan dengan adanya pengerjaan jalan lintas Takengon – Serule melewati jalur utara Danau Lut Tawar, juga sering tidak adanya petugas dari proyek tersebut untuk berjaga-jaga dan mengatur lalu lintas kenderaan yang melewati lokasi proyek pembangunan jalan tersebut, seperti layaknya proyek pembangunan jalan seperti biasanya. Demikian keterangan warga, Inen Rifki. (MA).