Arabica gayo kopi termahal di dunia

oleh
Proses paska panen kopi Arabika Gayo. (Khalis)

Medan-LintasGayo.co: Kopi Arabika Gayo kini menjadi

Kopi Arabika Gayo. (Kha A Zaghlul)
Kopi Arabika Gayo. (Kha A Zaghlul)

termahal di dunia mengalahkan kopi Brazil, Colombia dan Peru. Tahun 2011 lalu Kopi Arabika Gayo di pasaran Amerika menempati urutan empat dunia dan di tahun 2012 turun ke peringkat lima.

Secara peringkat peringkat arabica Gayo menurun, namun secara kualitas dan kuantitas kopi gayo tetap terbaik. Selain itu, kopi gayo adalah kopi specialty dengan skor cupping test di atas 80 dan organic kopi.

Harga mahal kopi gayo diperoleh dari event pameran kopi dunia yang diselenggarakan Specialty Coffee Association Of America (SCAA) di Portland, Oregon, Convention Center Amerika Serikat, tahun lalu.

Agusnadi Budaya SPsi, pelaku bisnis kopi menyebutkan, tingginya harga kopi gayo dan besarnya peluang usaha, dirinya menekuni bidang Kopi. Alumni fakultas Psikologi Universitas Medan Area ini Melalui kelompok tani (poktan) Iqel di Desa Weh Porah, Kecamatan Pintu Rime, Agusnadi telah mengeksport kopi gayo hingga ke negeri Paman Sam.

Yang jadi kendala, menurut ayah dua anak ini, belum mampunya kopi gayo Iqel mencukupi permintaan pasar internasional. Disamping itu kurang adanya kerjasama dengan pihak koperasi setempat. Ini masalah yang harus disikapi secara cermat.

Kopi merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia yang mampu menyumbang devisa cukup besar. Pada tahun 2010 luas areal kebun kopi mencapai 1.162.810 ha dengan produksi 686,92 ton dan volume ekspor 433.595 ton atau setara dengan US$ 814.311.000.

Komposisi kepemilikan perkebunan kopi di Indonesia didominasi oleh Perkebunan Rakyat (PR) dengan porsi 96 % dari total areal di Indonesia, dan yang 2 % sisanya merupakan Perkebunan Besar Negara (PBN) serta 2 % merupakan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Komposisi perkebunan kopi yang diusahakan di Indonesia terdiri atas kopi Robusta seluas 920.790 hektar (78,5 %) dan Arabika seluas 251.582 ha (21,5 %). Rata-rata produktivitas nasional kopi Robusta dan kopi Arabika berturut-turut adalah 741 kg/ha dan 959 kg/ha. Sampai dengan saat ini data luas areal dan produksi kopi Liberika dimasukkan ke dalam kopi Robusta.

Kabupaten Aceh Tengah dan Bener meriah merupakan daerah Sentra produksi Kopi terutama untuk kopi arabika dengan varietas unggul lokal yaitu varietas Gayo unggulan. Umumnya penanganan pascapanen kopi yang biasa dilakukan oleh petani dengan cara pengolahan basah, namun yang unik dalam proses pengolahannya dengan cara proses pengeringan, para petani menerapkan pengeringan bertahap, yaitu pengeringan awal sampai kadar air 25 % kemudian dilakukan pengupasan kulit tanduk biji ko pi dan terakhir pengeringan lanjutan sampai kadar air aman untuk penyimpanan yaitu 12,5 %. (foblog.psikomedia.com)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.