Takengon-LintasGayo.co : Besitegahen (saling mengingatkan) wajib dalam masyarakat Gayo, demikian juga dalam berpolitik yang salah kaprah.
“Saya selalu mengingatkan setiap pembeli yang datang ke toko saya, terkait maraknya praktik politik uang menjelang pemilihan calon anggota legislatif (caleg) tanggal 9 April 2014,” kata Tasar, salah satu pedagang di Uning Pegasing, Kamis (20/3/2014).
Menurutnya, politik uang selain merusak tatanan nilai masyarakat di Takengon, Gayo, juga sebagai tindakan pembodohan terhadap masyarakat.
“Kalau sudah duduk, caleg yang ngasih-ngasih uang, mana diurusnya lagi masyarakat. Paling, ditutupnya kaca mobilnya. Kalau ada yang ngadu ke dewan pun, mereka nggak peduli. Karena, fokus ke pengembalian modal kampaye sekaligus menutupi hutang,” sebutnya.Bapak enam anak ini, kemudian mengambil kalkulator. Lalu, mengalikan jumlah hari selama lima tahun kepada setiap pembelinya. Terakhir, membagikan uang 300 ribu tersebut selama lima tahun.
“Nilainya cuma 164 rupiah sehari. Begitulah rendahnya masyarakat dibeli. Lebih rendah dari harga sebungkus terasi, seharga 4rb. Apa dianggap caleg tu kita (masyarakat),” tegasnya.
Disampaikannya lebih lanjut, kebanyakan pembelinya datang dari daerah pemilihan (Dapil) II (Kec Atu Lintang, Jagong, Linge, dan Kec Pegasing) dan Dapil IV (Kec Bebesen, Bies, dan Kec Kute Panang).
“Alhamdulillah, tanggapan mereka (pembeli) bagus. Rata-rata, diam. Sepertinya, mereka berpikir dan intropeksi diri. Masyarakat jangan mau lagi dibodoh-bodohi,” ajaknya. (GM)