Oleh : Zuliana Ibrahim
Aku kehilangan satu kata di langit malam
mungkin sembunyi di balik selimut perca atau di kantung mata
lagi-lagi aku tercekat waktu
sesobek kertas ikut menghilang
di jemariku tinggal sebuah pena yang tumpul
tanganku gemetar;
mencuri sebuah kata yang dipangku rembulan
wajahku terkurung malu
Sebuah kertas baru kutemukan sewarna merah muda
kata-kata dengan mudah berguguran;
namun satu kata terjepit di kerut dahi
Oi, malam jadi lebih sesak
Kini tengah malam kujalin kata dengan benang
menjadi sehelai saputangan
nihil, jarumku tiba-tiba patah
aku jadi dahaga airmata
Gulita malam mulai meraba degup jantung
di atas meja, kucium aroma tengik sobekan kertas berwarna-warni
namun kupilih kertas tak berwarrna
kupatahkan ranting kata dari balik jendela
kata-kata kulempar ke sana ke mari
jatuh; kupatahkan lagi ranting baru
sesobek kertas itu akhirnya menjelma puisi
kuberi parfum embun dari melati
dan kuselipkan di kemejamu yang wangi
***
kepada Win SA, puisi ada di mana-mana 8.03.2014





