
Redelong-LintasGAYO : Berbagai upaya terus dilakukan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Bener Meriah dalam rangka mencari metode pembelajaran yang jitu guna agar anak didik dapat menyerap materi belajar di sekolah. Salah satu upaya yang dilakukan oleh jajaran pengelola sekolah pada tingkat menengah atas dilingkungan Disdikpora Bener Meriah adalah mengadakan study banding ke sekolah daerah yang maju yakni SMA Negeri 4 Malang dan SMA Negeri 4 Bali Denpasar.
Tujuan kedua Sekolah diatas dipandang cakap dan resprentatif untuk ditiru dan dijadikan sample system atau metode pembelajarannya sehingga kualitas pendidikan di daerah terbungsu di wilayah Aceh pedalaman ini dapat lebih meningkat. Selain hal tersebut SMA Negeri 4 Bali Denpasar merupakan salah satu SMA yang berprestasi di Indonesia.
SMAN 4 Denpasar yang berlokasi di Jalan Gunung Rinjani Monang Maning Denpasar Barat ini sudah mampu mendapatkan predikat sebagai sekolah binaan khusus dan pada tahun 1997 meraih predikat sebagai sekolah unggulan di Provinsi Bali. Tahun 2005 lalu SMAN 4 Denpasar pun meraih predikat sebagai Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI).
Ujian Nasional Tahun Ajaran 2010/2011 ini SMAN 4 Denpasar meraih prestasi gemilang, sebagai SMA dengan prosentase lulusan terbaik di Bali.Bahkan secara nasional, siswa SMAN 4 Denpasar tercatat sebagai lulusan dengan nilai terbaik. Peringkat 1 sampai 4 nasional diraih oleh siswa-siswi SMAN 4 Denpasar. Mereka adalah Anak Agung Indah Suadnyani yang meraih nilai rata 9,83, Ni Putu Maitri Nara Suari dengan nilai 9,83, Luh Gede Ayu Putri Vebriany yang mendapatkan nilai 9,82. dan Made Cindy Widya Murthi yang mendapatkan nilai 9,80.
Kadis Dikpora Bener Meriah Darwin, MH, SE didampingi Kapala Bidang Pendidikan Menengah Atas (Kabid Dikmen) Ridwan, SPd kepada LintasGayo.co- usai melaksanakan study banding diruang kerjanya Selasa (25/2/14) menyebutkan bahwa program study banding yang dilaksanakan para kepala Sekolah Menengah Atas tersebut merupakan inisiatif sekaligus upaya mencari format yang tepat agar para anak didik dapat betah dan tekun belajar.
Dikatakan Ridwan, setelah tim Disdikpora Bener Meriah yang tergabung dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Menengah Atas melihat secara dekat proses pembelajaran di SMA Negeri 4 Malang dan SMA Negeri 4 Denpasar Bali, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk diterapkan dilingkungan sekolah di Bener Meriah.
Salah satu contoh, ungkap Ridwan, peranan orang tua atau wali yang tergabung dalam komite sekolah, maupun kemauan siswa yang sangat tinggi dalam menekuni proses belajar. Kesejahteraan dewan guru atau tenaga pengajar maupun pemberian rewod terhadap siswa serta guru atau pengelola sekolah yang berprestasi oleh pemerintah daerah.
Disebutkannya di kedua sekolah yang dikunjungi tersebut wali atau orang tua siswa sangat pro aktif dalam membantu prasarana sekolah dengan memberikan subsidi melalui komite sekolah. Alhasil, jelas Ridwan, berbagai fasilitas untuk menunjang proses belajar mengajar disekolah tersebut sangat memadai, seperti fasilitas internet maupun perpustakaan begitu juga dengan sarana olah raga ketika siswa usai belajar.
“Hal ini telah membuat betah para siswa dan enggan untuk pulang kerumah cepat-cepat bahkan ada siswa diingatkan dulu pulang maka mereka bergegas pulang kerumahnya” tutur Ridwan.
Disamping adanya peran orang tua, kemauan siswa untuk belajar cukup tinggi yang dibarengi dengan fasilitas dan kemampuan tenaga pengajar yang memadai sesuai dengan disiplin ilmu yang diajarkan kepada siswanya.
Dalam kesempatan tersebut, Ridwan juga mengatakan bahwa khusus di SMA Negeri 4 Denpasar Bali, para siswa dibenarkan membawa Handphone (Hp) ke sekolah dengan catatan pada jam belajar Hp tidak boleh diaktifkan. Hp siswa juga sangat berguna agar para tenaga pengajar atau guru dapat berkomunikasi dengan orang tua siswa ketika siswa yang bersangkutan bolos atau terlambat datang kesekolah, tentu melalui Handphone siswa tersebut, papar Ridwan.
Di SMA Negeri 4 Denpasar bali ini, ada yang asing bagi kami yakni bahwa para siswa tidak terpengaruh dengan budaya luar, padahal daerah tersebut merupakan tujuan wisata dari para turis manca Negara.
Berbeda dengan perlakuan terhadap siswa yang membolos atau terlambat ataupun siswa malas dalam mengerjakan tugas rumah (PR) di SMA Negeri 4 Malang. Disekolah ini terhadap siswa yang melanggar tata tertib sekolah tersebut diberikan sanksi moral berupa mengenakan baju khusus dan diberi tugas membersihkan lingkungan sekolah ( seperti baju para terdakwa di tahanan) sebut Ridwan.
Disinggung, dari hasil study banding tersebut metode apa yang dapat dan akan diterapkan di Bener Meriah, Ridwan mengatakan hal tersebut akan dimusyawarahkan oleh para kepala sekolah yang tergabung dalam MKKS khususnya tingkat menengah atas, Pungkas Kabid Dikmen pada Disdikpora ini.
Diharapkan, lanjutnya adanya penerapan metode baru tersebut dapat meningkatkan kualitas dan siswa yang berdaya saing kedepan, aut putnya siswa Bener Meriah memperoleh nilai yang tinggi serta tingkat kelulusan yang baik, serta diterima diberbagai perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia bahkan bila perlu di perguruan tinggi luar negeri,” kata Ridwan. (Rahman BM)