Kepala Bappebti: Sistem Resi Gudang dapat dorong pertumbuhan ekonomi daerah

oleh
Kopi Arabika Gayo. (Kha A Zaghlul)

Kopi Arabika Gayo. (Kha A Zaghlul)Denpasar-LintasGayo.co-Kepala Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Sutriono Edi megatakan Sistem Resi Gudang (SRG) dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah dan nasional dengan menumbuhkan sektor riil melalui penyediaan akses pembiayaan bagi pelaku usaha, terutama petani/UKM dengan agunan resi gudang tanpa mempersyaratkan agunan lainnya.

“Pemerintah sangat berkepentingan dalam meningkatkan kualitas produk komoditi dalam negeri, antara lain dengan penciptaan suatu instrumen pembiayaan perdagangan yang dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh para pelaku usaha, khususnya petani/UKM, cukup dengan jaminan komoditi yang mereka miliki guna mendapatkan modal kerja,” Kata Sutriono Edi saat membuka sekaligus memberikan pengarahan pada acara sosialisasi Sistem Resi Gudang (SRG), Selasa (25/2), di Denpasar, Bali.

Sutriono Edi menyebutkan pembiayaan sangat berguna untuk petani guna membiayai kegiatan tanam-menanam berikutnya, termasuk membeli pupuk, bibit, dan biaya kehidupan sehari-hari, sedangkan bagi pelaku usaha pembiayaan dapat meningkatkan permodalan usahanya, sehingga mereka tetap mampu meningkatkan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan walaupun modal yang dimiliki terbatas.

“Saya yakin sosialisasi ini dapat membuka wawasan kita dan memperdalam pemahaman kita akan potensi dan peran penting SRG di Indonesia sebagai suatu mekanisme tunda jual, pembiayaan maupun penambahan modal kerja untuk mendorong peningkatan perekonomian daerah dan nasional,” tutur Sutriono Edi.

Kata  Sutriono Sistem Resi Gudang lahir sebagai salah satu instrumen dalam sistem pembiayaan perdagangan yang memberikan payung hukum pemberian kredit oleh lembaga keuangan baik bank maupun non-bank dengan jaminan hanya resi gudang, tanpa mempersyaratkan agunan lainnya.

Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan pemerintah daerah telah melakukan pembangunan 94 gudang SRG yang tersebar di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Banten, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.

“Secara akumulatif hingga 12 Februari 2014, jumlah resi gudang yang telah diterbitkan mencapai 1.282 resi dengan total volume komoditi sebanyak 53.221 ton (44.484 ton gabah; 4.626 ton beras; 3.670 ton jagung; 20,39 ton kopi; dan 420 ton rumput laut) atau total senilai Rp 263,5
miliar.”

Pembiayaan resi gudang telah dilakukan oleh lembaga keuangan bank seperti BRI, Bank BJB, Bank Jatim, Bank Kalsel, Bank Jateng, BPRS Bina Amanah Satria Purwokerto, maupun lembaga keuangan non-bank yaitu PKBL PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) dan LPDB Kementerian KUKM. Nilai total pembiayaan yang telah diberikan sampai Februari 2014 sebesar Rp 160,1 miliar atau rata-rata 70% dari nilai resi gudang yang diagunkan. (kabarindo)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.