
Takengon-LintasGayo.co : Tokoh Gayo Fauzan Azima. S, memberikan masukan kepada media di Gayo terkait penulisan pemberitaan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Penulisan berita hendaknya sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), jangan ada kurang hurufnya atau salah ketik karena bisa berubah makna. Ini penting dalam penilaian profesionalisme sebagai wartawan,” kata Fauzan, saat berkunjung ke kantor redaksi tabloid LintasGAYO di kawasan Kemili Takengon, Jum’at (21/2/2014).
Dia menambahkan, penulisan yang baik merupakan syarat utama dalam memperindah pemberitaan sebuah media.
“Untuk LintasGAYO, juga harus memperhatikan tulisan yang dikirim oleh wartawan ke redaktur, terlebih sudah keluarkan edisi cetak yang jauh lebih dokumentatif ketimbang media online yang masih bisa diedit,” saran mantan wartawan Berita Buana, Inti Jaya dan Pemimpin Redaksi Majalah SOMASI (Solidaritas Masyarakat untuk Revolusi) di Jakarta ini.
Dalam hal kode etik jurnalistik, alumni Institut Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu-ilmu Politik (IISIP Jakarta) ini percaya para wartawan di Gayo sudah sangat memahaminya. “Setiap hari saya membaca media online yang terbit di Gayo, dan saya lihat umumnya dalam penulisan berita sudah memenuhi kaidah jurnalistik,” kata Fauzan.
Penulis buku Malapetaka di Bumi Linge, Pembantaian Rakyat Aceh (Bersama Martin Sirait, SH), Daeng Rachman: Memoar Mantan Bajak Laut, Zarima Ratu Ekstasi (Bersama Hadely Hasibuan), Megawati: Hentikanlah Menangis (Bersama Hadely Hasibuan) dan beberapa buku lainnya ini juga memberikan apresiasi terhadap perkembangan media di Gayo, menurutnya semakin banyak media semakin banyak informasi tentang Gayo yang terekspose, sehingga berita-berita dari Gayo lebih bervariasi.
(Wein Mutuah)