
Takengon-LintasGayo.co : Pagelaran Didong Jalu di luar Gayo khususnya di Jakarta di tuding sebagai biang perpecahan antar para ceh dalam satu klub Didong yang ada di Gayo, Aceh Tengah dan Bener Meriah.
“Amatan saya selama menggeluti Didong, banyak klub Didong yang pecah jika diundang ke Jakarta untuk berdidong,” kata Gumara, salah seorang Didong di Takengon, Kamis 6 Februari 2014.
Perpecahan tersebut, penyebabnya adalah undangan panitia kepada ceh hanya untuk 2 orang, semestinya 4 orang. Timpal produser serial komedi Gayo, Jul Iful sagul ini dihadapan sejumlah budayawan Gayo di Batas Kota Cafe.
“Paling lama satu klup Didong bertahan 3 sampai 4 tahun, hanya Arita yang sampai 30 tahun bertahan tidak pecah,” ungkap Gumara.
Menurutnya lagi, selain undangan Didong ke luar daerah, yang menghancurkan Didong bukan siapa-siapa, melainkan pemerintah. Contohnya dalam perizinan yang rumit untuk melaksanakan Didong.
“Yang menyelamatkan Didong justru masyarakat dalam kenduri perkawinan, jika izinnya rumit tentu orang akan segan menggelar Didong, ini tentu tidak baik untuk kelestarian dan pengembangan seni Didong,” katanya.
Terkait seni Didong yang diminta pimpinan daerah di Gayo agar dilestarikan, Gumara balik bertanya caranya bagaimana ?.
“Sering pak Bupati menghimbau untuk melestarikan seni Didong, namun caranya dia tidak tunjukkan,” ujar Gumara bernada tinggi. (WA)





