Kisruh Lemo Lut Tawar, Direksi PLN Diminta Hadir ke Takengon

oleh

Takengon-LintasGayo.co : Setelah sempat di skor beberapa jam, kehadiran para korban luapan air (lemo-Gayo;red) danau Lut Tawar di gedung DPRK Aceh Tengah akhirnya dibuka kembali sekira pukul 15.00 Wib, Senin 20 januari 2014.

Dalam pertemuan lanjutan tersebut hadir Bupati Aceh Tengah, Sekretaris Daerah, Kapolres serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup Aceh Tengah, serta perwakilan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang diwakili Octa Noviandi dan anggota DPRK Wajadal Muna didampingi Budiono.

Dihadapan Bupati dan sejumlah pejabat itu, Wajadal Muna menjelaskan maksud dan tujuan para korban lemo hadir ke Gedung DPRK Aceh Tengah yang dilanjutkan dengan sambutan Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin, MM yang meminta saran dan pendapat dari para korban yang hadir, solusi apa kiranya yang tepat ditempuh agar masalah ini dapat segera diselesaikan.

Salah seorang korban lemo, Armada mengungkapkan jika penanganan yang berlarut-larut, sehingga para korban mulai merasa tidak percaya kepada semua pihak yang memfasilitasi penyelesaian masalah ini. “Kami tidak akan meninggalkan gedung ini jika tidak mendapatkan kepastian penyelesaiannya,” tegas Armada.

Seorang warga lainnya,  Tommy Nova Gayo yang juga sebagai koordinator unjuk rasa itu menyatakan jika mereka tidak memerlukan janji-janji, namun bagaimana yang menjadi hak mereka diselesaikan.

Selanjutnya berkaitan wacana akan diutus tim yang akan berangkat ke Jakarta guna menemui Direksi PLN yang ada disana, Tommy mempertanyakan kenapa mereka yang harus ke Jakarta. “Mengapa tidak mereka saja yang datang ke Takengon, sebab permasalahannya terjadi dan ada disini,” tanya Tommy bernada jengkel.

Sementara tokoh pemuda Gayo yang mendampingi warga tersebut, Aramiko Aritonang dalam usulannya meminta bahwa agar persoalan itu diserahkan kepada pihak yang memiliki kapasitas yang cukup, sehingga dalam situsi tertentu dapat mengambil keputusan, sebab pertemuan yang sudah-sudah semua mengambang karena hanya bertemu orang-orang yang tidak memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan.

“Jika dalam kurun waktu yang disepakati persoalan ini tidak mendapat titik terang, maka masyarakat akan membongkar pekerjaan PLTA yang ada di daerah kampung Bale, agar airnya bisa mengalir normal lagi,” ujar Aramiko yang diamini oleh para korban yang hadir.

Pada akhir pertemuan, disepakati bahwa akansegera  menghadirkan Direksi PLN yang berada di Jakarta untuk hadir ke Takengon agar permasalahan ini bisa segera diselesaikan. (Win-Do)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.