
Jakarta-LintasGayo.co: Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini mengatakan, kopi yang ditanam petani di daerah tertinggal tidak kalah kualitas cita rasanya dengan kopi produk luar negeri. Bahkan sebagai produk unggulan, kopi dari banyak daerah di Indonesia sudah diakui sebagai salah satu kopi terbaik dunia, termasuk kopi Gayo, Bener Meriah, Provinsi Aceh,bahkan menteri yakin, kopi Gayo bisa menjadi produk unggulan di pasar dunia.
“Saya acungi jempol, produksi kopi Gayo di Takengon, Bener Meriah, bisa meningkat pesat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Beberapa kedai kopi dengan merek ngetop di Amerika mengambil pasokan kopi dari Takengon,” kata Helmy di Jakarta, akhir Desember 2013 lalu.
Menurutnya, banyak daerah di Indonesia merupakan penghasil kopi berkualitas tinggi dan sudah ekspor ke negara-negara besar di Eropa dan Amerika. Meski demikian, beberapa daerah penghasil kopi masih kesulitan untuk memenuhi banyaknya permintaan ekspor karena para petani kopi masih menggunakan metode manual.
“Kementerian PDT banyak memberi pendampingan dan bantuan untuk memudahkan petani kopi meningkatkan produksi kopinya,” ujar Helmy.
Sumber: Tempo.co
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal: Kopi Gayo Bisa Menjadi Produk Unggulan Dunia
Jakarta-LintasGayo.co: Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini mengatakan, kopi yang ditanam petani di daerah tertinggal tidak kalah kualitas cita rasanya dengan kopi produk luar negeri. Bahkan sebagai produk unggulan, kopi dari banyak daerah di Indonesia sudah diakui sebagai salah satu kopi terbaik dunia, termasuk kopi Gayo, Bener Meriah, Provinsi Aceh,bahkan menteri yakin, kopi Gayo bisa menjadi produk unggulan di pasar dunia.
“Saya acungi jempol, produksi kopi Gayo di Takengon, Bener Meriah, bisa meningkat pesat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Beberapa kedai kopi dengan merek ngetop di Amerika mengambil pasokan kopi dari Takengon,” kata Helmy di Jakarta, akhir Desember 2013 lalu.
Menurutnya, banyak daerah di Indonesia merupakan penghasil kopi berkualitas tinggi dan sudah ekspor ke negara-negara besar di Eropa dan Amerika. Meski demikian, beberapa daerah penghasil kopi masih kesulitan untuk memenuhi banyaknya permintaan ekspor karena para petani kopi masih menggunakan metode manual.
“Kementerian PDT banyak memberi pendampingan dan bantuan untuk memudahkan petani kopi meningkatkan produksi kopinya,” ujar Helmy.
Sumber: Tempo.co
http://www.tempo.co/read/news/2014/01/17/140545631/Kopi-Gayo-Bisa-Menjadi-Unggulan-di-Pasar-Dunia





