Yusrizal, Melalui Suling Dia Perkenalkan Gayo

oleh
Yusrizal (Foto : Ist)
Yusrizal (Foto : Ist)

DARI banyaknya pelaku seni muda berbakat yang muncul pasca acara Gayo Art Summit yang digelar pada Rabu malam (08 Januari 2014) minggu lalu, Yusrizal yang berperan memainkan suling dalam penampilan tari kolaborasi menjadi salah satu bahan perbincangan oleh sejumlah masyarakat yang ikut menyaksikan pagelaran yang digagas oleh mahasiswa asal Tengah Tenggara Aceh di Banda Aceh tersebut.

Yusrizal adalah seorang mahasiswa asal Ponok Baru, Kabupaten Bener Meriah, yang saat ini duduk di Fakultas Pendidikan Sejarah Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh. Izal, begitu biasanya dia disapa, sosok yang dikenal sederhana ini patut diacungkan jempol. Kenapa tidak, tiupan sulingnya yang begitu merdu mampu mengahanyutkan ribuan penonton yang hadir. Teknik tiupannya yang dinilai sangat baik itu mampu memantabkan dan menggambarkan bagaimana keindahan seni di tanah Gayo yang sebenarnya.

Selain suling, Izal ternyata jago dalam memainkan sejumlah alat musik lainnya. Seperti gitar, perkusi, bass, bahkan drum. kepada LintasGayo.co Izal mengaku, seni bukan menjadi hal yang asing baginya. Sejak kecil, keluarganya, mulai dari kakeknya memang dikenal sebagai pelaku seni yang konsisten. Izal sendiri mengaku, sejak umur 12 tahun, dirinya sudah menggeluti dunia musik.

“Saya sangat menyukai seni, khususnya seni musik. Dengan dukungan dari keluarga, saya semakin rajin untuk belajar. Selama ini memang saya selalu belajar sendiri,” aku Izal kepada LintasGayo.co, Senin (14/01/2014) malam.

Mahasiswa kelahiran 30 juli 1992 asal Takengon ini juga mengaku, selama ini dirinya ikut belajar bersama teman-temannya dalam mengembangkan hobinya, yakni dengan mengikuti sejumlah organisasi di Himpunan Pemuda Mahasiswa Bener Meriah (HPBM) Banda Aceh, juga aktif mengikuti sejumlah pagelaran dan acara seni.

Ditanya tentang kesuksesan dirinya bersuling dalam menghipnotis ribuan penonton di acara Gayo Art Summit, Izal mengaku bersyukur dan senang. Dirinya berharap, sedikit banyaknya, hobi yang dia tekuni sejak kecil itu bisa menjadi salah satu hal untuk mengangkat dan memperkenalkan Gayo kehadapan orang banyak, kata Izal.

Menurut Izal, suling merupakan salah satu alat musik yang luar biasa. Meskipun dibuat dari bahan yang sangat sederhana, bahkan kerap terlupakan oleh banyak orang, namun ketika suling melantunkan bunyinya, rasanya suling ini menjadi sebuah benda sangat istimewa, terang Izal sambil menunjukan dua buah suling kesayangannya yang selalu dia simpan dalam tas ransel miliknya.

“Selain diluar acara, saya memang selalu membawa kedua suling saya ini. Saya suka menyalurkan segala perasaan saya dengan bambu sederhana ini. Baik itu senang ataupun sedih. Teman-teman sering meminta saya untuk memainkan suling, dan saya senang bisa membuat teman-teman senang,” kata Izal.

Izal mengaku akan terus mengembangkan bakatnya dalam memainkan suling. Izal berharap, semoga dirinya bisa menjadi salah satu orang yang ikut mengembangkan Gayo melalui seni dan budaya,”Saya berharap ini bisa bermamfaat. Selain menyalurkan hobi, semoga lantunan suling ini menjadi salah satu daya tarik masyarakat untuk ingin mengenal Gayo, harap Izal. (Bobi Mulya/SA)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.