
Takengon-Lintasgayo.co: Peran dan andil masyarakat Gayo dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia (RI) satu persatu mulai terdata secara mandiri oleh Lembaga The Gayo Institute (TGI) Takengon. Bukan saja dari segi data tekstual tetapi juga dari segi riwayat singkat dan makam sejumlah pejuang.
Salah satunya adalah pejuang Ibrahim Mohammad, anggota pasukan Bagura dan pasukan Berani Mati pimpinan Tgk. H. Ilyas Leubé pada tahun 1947-1949.
Ibrahim Mohammad alias Ali Jawa bergabung dengan pasukan Bagura dan Pasukan Berani Mati untuk melawan penjajah Belanda dalam dua agresinya di Sumatera Utara.
Pasca pertempuran mempertahankan kemerdekaan Repubrik Indonesia di Medan Area bersama sejumlah anggota pasukan lainnya, Ibrahim Mohammad alias Ali Jawa kembali ke tanah Gayo dengan selamat. Namun pada tahun 1949 ia berpulang kerahmatullah akibat sakit dan dimakamkan di komplek pemakaman keluarga di Kampung Asir Asir Atas.
Helmi Aman Iman Pahari Jumat, dua pekan silam kepada tim peneliti dari The Gayo Institute (TGI) dan LintasGayo.co menuturkan perwakilan keluarganya selalu diundang pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Repubrik Indonesia di Kabupaten Aceh Tengah.
“Ya kami setiap tahun selalu di undang dalam peringatan hari Kemerdekaan Repubrik Indonesia oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah”, kata Helmi yang juga adalah cicit kandung dari Ibrahim Mohammad alias Ali Jawa.
“Bulan Agustus yang lalu saya sendiri yang hadir dalam peringatan Hari Kemerdekaan RI yang ke-68, dan di hadiahi sejumlah uang penghargaan dari panitia peringatan Kemerdekaan”, kata Helmi sambil membersihkan makam datunya itu.
Kepada tim Helmi juga menunjukkan sejumlah dokumen berupa piagam penghargaan dari Pemerintah Repubrik Indonesia kepada Ibrahim Mohammad alias Ali Jawa, termasuk surat pensiunan legium veteran pejuang dan surat penghargaan pemerintah yang masih tersimpan dengan baik oleh keluarga besarnya. [Tim Program Jelajah Tembuni Gayo The gayo Institute (JT-GAYO-TGI)]