Medan-LintasGayo.co-Masyarakat sudah bosan melihat lisan dan laku elite politik. “Karenanya, masyarakat menghendaki calon anggota (caleg) alternatif. Karena, sudah jenuh dengan situasi yang ada sekarang,” kata Afwan Azmi, pemuda asal Kampung Bebesen yang baru menamatkan studi Psikologinya dari Universitas Medan Area (UMA) di Medan, Kamis lalu (12/12/2013).
Apalagi, jelasnya, kepala daerah dan anggota dewan terpilih tidak mampu memenuhi janji-janji politiknya. “Itu yang makin membuat masyarakat tidak percaya. Makanya, timbul kesan, milih itu tidak ada gunanya. Sebaliknya, cuma menguntungkan elite politik, bupati/wakil bupati, dan anggota dewan terpilih,” sebutnya.
Pastinya, lanjut alumni MAN 1 Takengon itu, bakal merugikan caleg-caleg pendatang baru. Pasalnya, masyarakat menjeneralisasikan seluruh caleg. Dimata masyarakat, semua caleg sama. Pun, ada caleg yang baik dan berkualitas. “Tapi, masyarakat pun mulai berubah dan makin cerdas. Mereka mulai melihat dan menilai seluruh caleg dengan ‘kritis.’
Mereka lebih cenderung memilih caleg baru dibandingkan petahana (anggota dewan menjabat). Sebab, dianggap lebih aspiratif dan mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat. Terutama, yang berekam jejak baik,” ungkapnya, sambil menambahkan, temuannya itu merupakan hasil amatannya di Kec Bebesen.
Paling tidak, terangnya, mewakili fotret 13 kecamatan lainnya di Takengon. Sebab, pemilih di Kec Bebesen terhitung besar, hampir 23 ribu. Caleg di Dapil IV pun (Kec Bebesen, Kec Bies, dan Kec Kute Panang), paling banyak dari Kec Bebesen, dengan jatah 8 kursi di dewan (gm)