Ruangan seluas 4×4 meter persegi ini terasa sesak saking ramainya mahasiswa serta tamu lain yang datang menikmati kopi disini. sebanyak 6 pasang meja dengan masing-masing 4 kursi tidak cukup menampung tamu yang mengantri.
PMW Coffee tertulis berwarna merah diatas sebuah neon box yang terpajang diteras cafe yang tepat berada diruas Jalan depan RSU Datu Beru Takengon, sangat strategis mengingat biaya sewa yang lumayan mahal. Rp. 10.000.000 menurut penuturan Andi Rahman, salah satu pencetus cafe ini.
Pembukaan cafe ini sempat tertunda selama 2 bulan pasca pencairan dana dari Departemen Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, lembaga yang meluluskan proposal mereka dalam Program Mahasiswa Wirausaha setelah melalui beberapa proses panjang mulai dari Diterimanya undangan keikutsertaan untuk Universitas Gajah Putih, Couching pembuatan proposal, seleksi proposal serta proses panjang pencairan dana.
“Kami sempat menunggu 2 bulan sebelum dipanggil untuk pengumuman kelulusan proposalnya, ditambah 1 bulan sebelum pencairan dan akhirnya cafe kecil ini dibuka,” tambahnya disela-sela obrolan panjang dengan LintasGayo.co.
Saat ini pukul 17.38 wib, semakin sore semakin ramai yang datang berkunjung, dilihat dari semakin banyaknya sepeda motor terparkir didepan cafe berwarna cat orange ini. Kebanyakan tamu berasal dari Kampus Gajah Putih Takengon dilihat dari setelah jas almamater dan sandangan tas dibahu mereka, sisanya masyarakat sekitar dan beberapa aktifis yang kebetulan lewat didepan ruas jalan yang langsung menuju danau Lut Tawar tersebut.
Selain Andi Rahman, ada 4 mahasiswa lagi yang turut serta dalam program ini yaitu Feriyanto, Hendrika Fauzi, Dedi Rahman, Ariza Saputra, masing-masing mereka berasal jurusan berbeda dalam Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih Takengon.
Total dana yang mereka peroleh adalah senilai 40 juta rupiah menurut penuturan mereka. “Secara keseluruhan telah terpakai untuk pembelian peralatan cafe diantaranya 6 pasang meja, 1 unit mesin coffe-maker dengan merk “Merol”, 1 meja bartender sedang, sewa ruko dan pembenahan disana-sini,” kata Andi
Diakhir perbincangan mereka tidak lupa menitipkan rasa terimakasih kepada banyak pihak yang telah membantu hingga terbentuknya cafe ini, harapan mereka semoga cafe bisa terus eksis dan dapat menjadi tempat diskusi bagi rekan-rekan aktifis mahasiswa, pelajar dan juga masyarakat sekitar dapat merasa nyaman dengan keberadaan cafe ini.
“Terimakasih kepada Gajah Putih karena telah mendidik kami menjadi mahasiswa mandiri, kepada bapak Rektor, dan terutama kepada PR.III Bidang Kemahasiswaan bapak Amiruddin serta seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu,” tutupnya. (zen)