Jakarta – LintasGayo.co : Mahasiswa dan masyarakat Gayo yang ber-KTP khawatir kehilangan suara saat pemilu legislatif berlansung, 9 April 2013 mendatang. Pasalnya, mereka tidak sedang berada di kampung kelahirannya.
Eka Sari, mahasiswa Pasca Sarjana Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang, misalnya, menyayangkan hal tersebut. “Sayang tidak milih. Suara saya menentukan perubahan Takengon lima tahun ke depan,” kata pemilih di Dapil I Aceh Tengah ini, saat dihubungi, Rabu (11/12/2013).
Secara terpisah, Afwan Azmi, mengungkapkan hal yang sama. “Insyaallah, saya akan ikut memilih. Apalagi, saya sudah punya pilihan. Persoalannya, saat pemilihan, saya belum tentu di Takengon,” kata alumni Psikologi Universitas Medan Area (UMA).
Sementara itu, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hadar N Gumay dalam uji publik Rancangan Peraturan KPU tentang Pemungutan dan Perhitungan Suara di Luar Negeri, yang digelar di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (10/12/2013), menyatakan, untuk bisa mencoblos di luar Tempat Peungutan Suara (TPS)-nya, pemilih harus terdaftar lebih dulu dalam Daftar Pemilih Tetap Tambahan (DPTb), DPT Tambahan Luar Negeri (PDTbLN), atau dalam daftar pemilih khusus tambahan luar negeri (DPKtbLN).
Jika ingin masuk dalam daftar tambahan, pemilih harus terdaftar di TPS tujuan tiga hari sebelum pemungutan suara. “Surat suara akan tersedia bagi mereka yang sudah terdaftar, bukan bagi mereka yang sedang wisata atau datang mendadak,” katanya.
Dilanjutkannya, ada sanksi pidana bagi pemilih yang mencoblos dua kali. Sayangnya, keluh Aldar, warga Delung Tue Kab Bener Meriah yang saat ini di Lhokseumawe, sosialisasi Komisi Independen Pemilihan (KIP) sangat terbatas di Aceh. Lebih-lebih, KIP Aceh Tengah dan KIP Bener Meriah.
“Mestinya, KIP di Aceh lebih pro aktif mensosialisasikan masalah ini. Kan sayang kalau sampai tidak bisa memilih karena ketidaktahuan pemilih dan kurangnya sosialisasi dari KIP,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut alumni Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara (USU) tersebut, KIP di Aceh khususnya di Takengon dan Bener Meriah harus benar-benar bergerak, fokus, dan maksimal. Tujuannya, biar nantinya ada perubahan di Gayo, tanoh tembuni. Kalau tidak, akan begitu-begitu saja.
(gm | DM)