
ANAK-ANAK Himpunan Pumda Pelajar dan Mahasiswa Gayo Lues (HIPEMAGAS) memanfaatkan Sada Coffee Lamprit Banda Aceh sebagai sekretariat pementasan Kolaborasi Saman Gayo-Jazz.
Kolaborasi tarian tangan seribu, Saman Gayo, dengan musik beraliran jazz, mungkinkah dilakukan? Kalau mungkin, wujudnya seperti apa? Makin seru atau makin rusak. Kolaborasi ini benar-benar membuat orang penasaran. Begitulah beberapa cuplikan komentar pengguna jejaring sosial yang menanggapi rencana pementasan kolaborasi dua jenis kreasi seni yang akarnya sangat berbeda.
Menanggapi rasa penasaran warga, Joe Samalanga (45}, pegiat musik sekaligus penggagas kolaborasi Saman Gayo dengan Jazz tersebut, Kamis (5/12/2013), mengaku penasaran juga dengan pementasan ini. Dia juga belum pernah mendengar dan melihat kolaborasi dua jenis seni dari dunia berbeda itu. “Saya yakin makin seru. Tarian tangan seribu itu saja sudah seru, apalagi jika dipadukan dengan musik jazz,” kata Joe.
Menurut produser lagu-lagu etnik yang dikemas dalam kaset Nyawoeng itu, akar seni Saman Gayo dan Jazz sangat berbeda. Jazz kaya improvisasi, berakar dari musik Afrika dan Eropa. Musik ini lahir di Amerika Serikat pada awal abad ke-20 yang merupakan gabungan blues, ragtime, dan musik Eropa. “Musik jazz mengekspresikan perasaan, sulit untuk dijelaskan. Musik ini harus dirasakan,” jelas pegiat seni ini.
Sedangkan Saman Gayo merupakan tarian yang diciptakan oleh Syeh Saman dari Gayo Lues. Tarian ini diiringi dengan syair yang berisi pesan-pesan dakwah. Gerakannya sangat dinamis, energik dan menggugah semangat. Gerakan kepala dalam tempo cepat ditambah tepukan tangan ke dada dan gerakan tangan ke depan-belakang, membuat tari tangan seribu ini makin seru. “Saman Gayo unggul dalam seni pertunjukan, meski orang tidak mengerti syair yang disampaikan, tapi orang terhibur dengan gerakan-gerakannya yang unik,” ungkap Joe Samalanga.
Bagaimana hasil kolaborasi kedua jenis seni ini, belum dapat dijelaskan oleh Joe Samalanga. Dia mempersilahkan untuk hadir ke Gedung ACC Dayan Dawood-Unsyiah Banda Aceh pada hari Sabtu 7 Desember 2013 pukul 20.00 WIB. “Silahkan hadir, gratis. Pementasan ini persembahan istimewa dari mahasiswa Gayo Lues yang tergabung dalam HIPEMAGAS,” sebutnya.
Musisi jazz yang akan berkolaborasi dengan Saman Gayo berasal dari Farabi Jazz All Stars. Personilnya terdiri dari: Agam Hamzah (guitar), Adi Dharmawan (bass), Budi Haryono (drum), Elanda Yunita (keyboard), dan Daud Debu (perkusi). Sedangkan untuk personil tari Saman Gayo, khusus didatangkan dari Blang Kejeren, Kabupaten Gayo Lues. “Dalam acara ini juga dilakukan pelantikan pengurus HIPEMAGAS yang baru,” imbuh redpel media online www.lintasgayo.co itu.
Bukan hanya warga yang penasaran, kompasianer pun dibuat penasaran oleh rencana kolaborasi Saman Gayo dengan jazz ini. Pasalnya, tarian tangan seribu itu saja sudah seru, apalagi jika digabung dengan musik jazz. Tentu makin seru. Untuk mengobati rasa penasaran tersebut, kompasianer harus menempuh perjalanan sejauh 350 Km dari Takengon ke Banda Aceh untuk menyaksikan pementasan tersebut. Barangkali para kompasianer sedang menghabiskan akhir pekan di Banda Aceh, tentu tidak ada salahnya menghadiri event yang cukup unik ini.
Muhammad Syukri adalah Nominator 10 besar penulis terbaik media warga Kompasiana
sumber:kompasiana