PARTAI Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) merupakan salah satu partai kontestan Pemilu 2014. Dalam belantika perpolitikan di Gayo saat ini, partai berlambang kerbau moncong putih ini sangat bergairah.
Pasalnya, gonjang-ganjing tidak masuknya tokoh politik Gayo Tagore Abubakar dalam percaturan politik menuju senayan oleh Partai berlambang pohon beringin, membuat mantan Bupati Bener Meriah “pulang kandang” ke PDI Perjuangan.
Situasi ini tentunya sangat mengubah situasi politik di Gayo, terutama di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Konon, “hijrahnya” Tagore, dikabarkan membawa gerbong besar yang ikutan berpindah kelain hati dari ‘kuning’ ke ‘merah’.
Tentunya ini episode perpolitikan yang sangat dinantikan ending untuk melihat siapa yang memang layak mewakili Gayo ke senayan, dibandingan orang pilihan Golkar yang notabene ‘kutu loncat’ politik.
Gonjang ganjing politik ditubuh PDI Perjuangan ini sebenarnya sudah ada sejak awal partai ini terbentuk. Lahirnya PDI-P dapat dikaitkan dengan peristiwa 27 Juli 1996. Hasil dari peristiwa ini adalah tampilnya Megawati Soekarnoputri di kancah perpolitikan nasional. Walaupun sebelum peristiwa ini Megawati tercatat sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia dan anggota Komisi I DPR, namun setelah peristiwa inilah, namanya dikenal diseluruh Indonesia.
Setelah dibukanya kehidupan kepartaian politik oleh Presiden Habibie, untuk menyongsong Pemilu 1999, PDI-P didirikan. Dalam Pemilu ini, PDI-P memperoleh peringkat pertama untuk suara DPR dengan memperoleh 151 kursi. Walaupun demikian, PDI-P gagal membawa Megawati ke kursi kepresidenan, karena kalah voting dalam Sidang Umum MPR 1999 dari Abdurrahman Wahid, dan oleh karenanya Megawati menduduki kursi wakil presiden. Setelah Abdurrahman Wahid turun dari jabatan presiden pada tahun 2001, PDI-P berhasil menempatkan Megawati ke kursi presiden.
Dalam Pemilu Legislatif 2004, perolehan suara PDI-P turun ke peringkat kedua, dengan 109 kursi. Untuk Pemilu Presiden 2004, PDI-P kembali mencalonkan Megawati sebagai calon presiden, berpasangan dengan KH Hasyim Muzadi sebagai calon wakil presiden.
Pada tahun 2009, PDI-P mendapat 95 kursi (16,96 persen) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009, setelah mendapat 14.600.091 suara (14,0 persen). Dengan hasil ini, PDI-P menempati posisi ketiga dalam perolehan suara serta kursi di DPR.
Lalu, bagaimana dengan pertarungan para “kerbau moncong putih” ini menuju DPRA. Dalam pemilu 2014 ini, PDI Perjuangan menjagokan 7 calon legislative (Caleg). Tiga diantaranya merupakan perempuan.
Siapa mereka?
Caleg no 1 Sarim Munawar. Tokoh yang satu ini merupakan musisi musik Gayo. banyak lagu Gayo yang dilahir dari tangan dinginnya. Selain musisi, ia juga bisa dikatakan kritikus musik Gayo yang memiliki rasa kepedulian tinggi akan budaya khasanah musik Gayo.
Dalam satu pemberitaan media, Sarim pernah mengungkapkan, saat ini banyak musisi-musisi Gayo yang telah membuat album Gayo, tapi apakah mereka paham bagaimana yang disebut dengan lagu Gayo?.
“Sangat banyak saat ini lagu yang berbahasa Gayo yang beredar dipasaran, tapi lagu Gayo sangat jarang kita dengar, lagu Gayo harus memiliki makna, begitu juga dengan cara menyanyikannya harus memiliki tiga hal yaitu Taok, Guk dan Sarik,” kata Sarim, lelaki kelahiran 2 Mei 1964 kepada Darmawan Masri dari LintasGayo.
Caleg No.2 Rukayah Usri,S.Ag. Tidak ada refrensi kuat tentang caleg yang satu ini. Namun yang pasti, Rukayah berada pada posisi 2, Caleg PDI Perjuangan untuk DPRA. Semangat ini bisa saja dilandasi bahwa PDI Perjuangan dipimpin oleh seorang perempuan Megawati Soekarno Putri.
Caleg No.3 Najmi Fajar. Tidak banyak refrensi tentang lelaki kelahiran 24 Desember 1977 ini. Usahawan muda ini, dalam akun facebooknya, kerab menulis status bergaya puisi tentang berbagai hal yang dirasakannya.
Caleg No.4 Ir Sahrial Abadi. Untuk caleg satu ini, lagi-lagi penulis kekurangan refrensi yang kuat.
Caleg No.5 Mawar Lina. Sama halnya dengan Sahrial Abadi, untuk caleg satu ini, lagi-lagi penulis kekurangan refrensi yang kuat.
Caleg No.6 Alminaryadi. Tokoh satu ini bukan orang baru dalam kancah perpolitikan. Lima tahun lalu ia merupakan Caleg dari Partai Pemuda Indonesia (PPI) untuk DPRK Aceh Tengah. Ini juga sempat menjadi sekretaris kaukus 13 partai di Kabupaten Aceh Tengahyang meminta pemilu ulang tahun 2009, karena terjadinya pelanggaran Undang-Undang Pemilu Nomor 10 tahun 2008.
Dimana, saat itu, Kaukus 13 Partai ini meminta pertanggungjawaban secara hukum dugaan penggelembungan jumlah penduduk Aceh Tengah. Akibatnya, alokasi kursi DPRK yang seharusnya 25 menjadi 30.
Hal ini disinyalir, akibat tidak akurasiya data DPT dan dapat merugikan keuangan daerah. Selain itu, dalam pernyataan bersama tersebut, meminta Gubernur Aceh mempelajari terjadinya penggelembungan alokasi kursi sebanyak 5 kursi yang tidak jelas asal muasalnya. Gubernur juga diminta menunda menerbitkan SK pengangkatan calon terpilih yang diusulkan KIP.
Caleg No.7 Yulina Bahri,S.Pd. Merupakan alumni Universitas Negeri Medan (Unimed) di FMIPA Jurusan Kimia tahun 2012 lalu. Caleg perempuan no 7 ini dilahirkan di Blangkejeren, pada 12 Juli 1988 dari pasangan orang tua Ibu bernama Hj.Siti Aisyah SPd dan Ayah bernama Drs.H.Syamsul Bahri.
Yulina merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1994. Jenjang pendidikannya di mulai dari SD Negeri 4 Blangkejeren dan Lulus pada tahun 2000, lalu melanjutkan sekolah di MTs MUQ Langsa dan lulus pada tahun 2003. Usai menmpuh pendidikan di Langsa, kembali melanjutkan pendidikan di kampung halaman pada SMA Negeri 1 Blangkejeren dan lulus pada tahun 2006.
Pada tahun 2007, Yulina diterima di Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dari tujuh orang Caleg PDI Perjuangan dari Dapil 4 ini, kira-kira siapa yang layak menuju kursi DPRA. Tentunya, kita berharap siapapun yang terpilih nantinya harus mampu memperjuangan aspirasi masyarakat di dataran tinggi Gayo terutama di dua kabupaten yakni Aceh Tengah.
Jangan sampai salah memilih, sebab jika salah lima menit dalam bilik suara, sama saja kita mengalami kesalahan besar selama lima tahun. Cukup sudah wakil-wakil yang selama ini tak dari wilayah pemilihan Dapil 4 yang dulunya ikut bergabung Kabupaten Bireuen, namun nyaris tak ada berbuat untuk Gayo.
Minggu depan, Insya Allah kita akan kupas Caleg dari Partai No urut 5 yakni Parkat Golongan Karya (Golkar). Penulis sangat berharap, guna memperkuat refrensi. Caleg dari Partai Golkar yang mau disajikan profilnya bisa mengirim riwayat hidup singkat ke email redaksi pada: redaksi.lintasgayo@yahoo.com atau langsung ke email penulis pada aman.zaiza@yahoo.com.
Semoga informasi singkat ini bermanfaat bagi pemilih kita di tanoh Gayo. Bagi yang ingin dipublikasikan secara detil, bisa juga dengan mengirim curriculum vite (CV) ke redaksi LintasGayo.co dengan syarat bisa dibaca di https://lintasgayo.co/2013/10/14/menuju-parlemen-2014.(aman.Zaiza#5)