
Takengon – LintasGayo.co : Keluarga besar Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Aceh Tengah sedang resah. Pasalnya, atlit balap sepeda yang mengawali karir dari Takengon hingga terpilih bergabung di Tim Nasional di Sea Games Myanmar 2013, Nur Wahyu Afriana terancam dieliminasi tidak ikut serta ke event olahraga se-Asia Tenggara tersebut.
“Ya, kami menerima kabar ada pengurangan quota peserta balap sepeda oleh tuan rumah, Myanmar hanya 26 atlit saja sementara Indonesia selama setahun ini menyiapkan 38 atlit. Riri masuk dalam daftar pengurangan tersebut,” kata Sekretaris ISSI Aceh Tengah, Khalisuddin, Sabtu 23 Nopember 2013.
Sementara itu, mantan pelatih Riri saat bergabung di tim Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau, Amir Mahmud saat dihubungi LintasGayo.co mengaku bingung atas dieliminasinya Riri dari Tim Nas ke Myanmar. “Kami masih mencari tau kenapa Riri yang tidak diberangkatkan ke Myanmar,” ujar Amir Mahmud.
Selanjutnya mengutip pemberitaan http://m.jpnn.com, Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia sudah berbulat tekad untuk memberangkatkan 38 atlet ke SEA Games XXVII Myanmar mendatang. Meski menurut technical handbook yang dirilis NOC (National Olympic Committee) tuan rumah hanya 26 atlet, 14 putra serta 12 putri, yang boleh turun.
Sejauh ini, soal kuota atlet balap sepeda memang masih tarik ulur. Pada proses entry by name 15 September lalu, untuk balap sepeda tak ada batasan berapa atlet yang diijinkan turun di kategori road race, BMX, dan MTB.
Pelatih kepala pelatnas balap sepeda Wahyudi (19/11) menyebutkan surat kepada Federasi Balap Sepeda Asia sudah terkirim. Wahyudi berharap induk organisasi balap sepeda se Asia itu mampu menengahi polemik soal kuota atlet di SEA Games ini.
“Ini hanya akal-akalan tuan rumah buat menghabisi Indonesia. Selain Indonesia, tiap negara memiliki spesialisasi pada tiap kategori. Malaysia misal road race. Lha, kondisinya pembalap Indonesia itu bisa dapat medali semua di road race, BMX, dan MTB,” tegas Wahyudi.
Wahyudi berharap hasil pertemuan para chef de mission (CDM) dan NOC pada 27 November di Myanmar menghasilkan hasil positif buat balap sepeda Indonesia. Dari informasi lain yang didapatkan, technical meeting menjelang lomba berlangsung, 8 desember, menjadi penentu akhir apakah Indonesia bisa menempatkan 38 pembalapnya.
“Lebih baik berangkat 38 orang ke Myanmar lalu berjuang mendapatkan apa yang semestinya kita dapat yakni tanpa kuota. Daripada kita bawa 26 orang lalu baru berjuang memasukkan mereka disana,” tegas Wahyudi.
Nah, bicara kemungkinan terburuk mengenai pemangkasan atlet, Wahyudi sudah menggelar rapat. Hasilnya hanya atlet yang presentase menggondol medali terbesar yang akan diterjunkan. Sebut saja Popo Ario, Risa Suseanty, atau Elga Kharisma.
Di sisi lain, Ketua Satlak Prima Surya Dharma masih belum berani menggaransi berapa atlet balap sepeda yang diberangkatkan. Surya sendiri berharap apa yang sudah ada di technical handbook masing-masing cabor akan dipatuhi. (GM)