
Takengon – LintasGayo : Banyaknya keluhan dari orang tua siswa di MTsN Pegasing saat pulang kerumah dan enggan melakukan shalat dzuhur saat disuruh orang tua, MTsN Pegasing berencana membangun sebuah mushala yang nantinya dapat dipergunakan oleh siswa dan guru, kata kepala MTsN Pegasing, Yulia, MA, Kamis, 24 Oktober 2013 lalu.
Menurutnya, tentu saja hal ini tidak bisa ditolerir karena akan berakibat tidak baik terhadap perkembangan pendidikan anak dalam bidang spiritual, maka Yulia, MA Kepala MTsN Pegasing berinisiatif membangun sebuah musalla di madrasah tersebut.
“Ternyata gagasan ini mendapat sambutaan dari para guru, komite MTsN Pegasing dan para wali murid, tidak hanya itu, dukungan juga datang dari MIN Simpang Kelaping yang berada tepat di samping MTsN Pegasing”, ujarnya.
Ditambahkan, hingga saat ini banyak guru yang sudah berniat membantu agar terbangunnya mushala tersebut. “Para guru, pegawai dan wali murid dari MTs dan MIN menyumbang untuk membangun musalla ini, ada yang Rp 300.000, pokoknya menurut keikhlasannya,” katanya.
Dilanjutkan, pembangunan musalla dengan ukuran 6×10 meter persegi diketuai oleh Khairussadiki, M.Pd ini diperkirakan menelan dana sebesar 54 juta rupiah.
“Dibutuhkan biaya sebesar 54 juta rupiah, hingga saat ini dana yang sudah terealisasi baru 13 juta rupiah, diharapkan pembangunannya cepat selesai dan kami mengharap ada donatur yang mau berinvestasi untuk akhirat demi terwujudnya musalla di lembaga pendidikan yang bernuansa islam ini,” harap Yulia, MA.
Selanjutnya ia menjelaskan jika musalla ini sudah siap, anak-anak yang belajar di MTsN Pegasing diwajibkan untuk melaksanakan salat dzuhur di musalla, di samping itu dapat juga untuk proses pembelajaran ibadah seperti salat, diskusi keagamaan, dan pembinaan akhlak, pungkasnya
(Ahmad Dardiri/DM)