Takengon – LintasGayo : Ternyata bagi kebanyakan masyarakat Gayo yang sering berkumpul di Wapres Cafe tentang apa yang telah dilaksanakan di ajang Wahana Apresiasi (Wapres Cafe) selama beberapa tahun belakangan ini.
Dian, Vokalis Segapa Etnic mengatakan dalam acara silaturahmi Komunitas Wapres, Wapres merupakan tempat berkumpulnya para seniman muda yang menyalurkan minat dan bakatnya disini.
“Kami sangat berterima kasih buat Wapres Cafe, karena telah memfasilitasi kami dalam mencurahkan segara bentuk apresiasi kami terutama dalam bermusik”, ungkapnya, Rabu (16/10/2013).
Hal senada juga diutarakan salah seorang seniman muda Gayo lainnya, Hendra, mengaku bangga untuk bisa tampil dipanggung Wapres. “Meski panggungnya kecil, namun panggung ini selalu dinanti oleh semua seniman, baik yang berada di Gayo maupun diluar Gayo, bagi yang diluar Gayo jika pulang ke Gayo harus merasakan tampil dipanggung ini”, ungkap Hendra.
Sementara itu, Joe Samalanga salah seorang penggagas kegiatan tersebut mengatakan, Wapres memang tempat orang-orang yang kreatif dan inovatif di negeri berkabut ini.
“Sudah banyak yang tampil disini, baik diskusi, pementasan dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang sudah digelar disini, maka tempat ini layak diapresiasi dengan malam silaturahmi oleh Komunitas Wapres”, Ungkapnya.
Salah seorang putra Gayo yang merantau ke Jakarta, Usman Nujuli mengungkapkan rasa bangganya bagi Wapres terutama bagi pengelolanya yang bersusah payah menggelar acara-acara meski tak mengharapkan untung dari pendapatannya.
“Saya yakin pengelola Wapres tak mendapat untung dari acara-acara yang digelar disini, namun akan kepeduliaannya terhadap kreatifitas urang Gayo dia rela berkorban, ini adalah “kegilaan” yang positif, jika Gayo memiliki orang-orang seperti ini lebih banyak lagi, bukan mustahil Gayo akan lebih maju”, tuturnya.
Acara yang dipandu oleh Khalisuddin ini berlangsung hampir lebih dari dua jam, kemudian dihentikan setelah penampilan dari Dian Segapa Etnic yang menyanyikan lagu karya Alm. Mustafa, AK yang berjudul “Ku Talu Talu”. Penghentian acara tersebut menyusul diterimanya kabar berpulangnya tokoh Gayo Baharuddin Wahab yang juga sempat menghadiri acara tersebut dan menyampaikan pesannya bagi generasi muda Gayo.
(Darmawan Masri)