Di Danau Lut Tawar, Ada Sepasang Pasutri Hidup di Rumah Apung

oleh
Rumah Apung milik Sulaiman Aman Rusima saat berlabuh di Bewang Kecamatan Bintang. (Kha A Zaghlul)
Rumah Apung milik Sulaiman Aman Rusima saat berlabuh di Bewang Kecamatan Bintang. (Kha A Zaghlul)

DITENGAH Danau Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah ternyata ada sepasang suami istri (Pasutri) berprofesi nelayan yang kesehariannya selalu berada di atas rumah apung. Namanya Sulaiman Aman Rusima beserta sang istri selama 2 tahun ini nyaris setiap hari beraktivitas di atas rumah terapung, siang dan malam diombang-ambing riak air danau tersebut.

Memang sebelumnya mereka menetap tertambat di kawasan Kala Pasir sisi Timur Danau Lut Tawar dengan mata pencaharian dari budi daya ikan di Keramba Jaring Apung (KJA), namun beberapa waktu lalu Sulaiman memilih berkelana kemana dibawa hembusan angin Lut Tawar.

“Saya dan istri saya hidup disini, kecuali hari Jum’at, saya dengan perahu kedarat untuk tunaikan shalat Jum’at atau memerlukan sesuatu serta urusan lainnya “, kata Sulaiman saat ditemui di rumah apungnya yang sedang berlabuh sejak 2 hari ini di teluk Bewang Kecamatan Bintang, Minggu 29 September 2013.

Diceritakan Sulaiman, di atas rumah apungnya, dia dan istrinya sehari-hari melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan Cangkul (alat tangkap ikan menggunakan jaring angkat, lift net) dengan jenis ikan yang ditangkap ikan Bawal dan ikan Depik.

“Kami menangkap ikan dengan Cangkul, pedagang pengumpul akan datang ke tempat kami dengan perahu”, kata Sulaiman yang mengaku kerap menangkap ikan Bawal hingga berukuran panjang mencapai 1 meter.

Sulaiman Aman Rusima
Sulaiman Aman Rusima

Ditanya sebenarnya dia warga desa mana, Sulaiman mengaku Kartu Tanda Penduduk (KTP) nya sebagai warga Kampung Keramat Mufakat Kecamatan Bebesen Aceh Tengah. Namun dia sendiri adalah putra asli Kampung Nosar Kecamatan Bintang.

Sudah menjadi tekat Sulaiman dan istri yang mempunyai 5 orang anak yang sudah berkeluarga semuanya untuk menghabiskan masa tua di rumah apung tersebut.

“Di Lut Tawar ini kehidupan kami, kemana arah angin ya kesitulah kami bergerak. Kami tenang disini”, ujar Sulaiman yang mengaku tidak punya rumah di darat. “Untuk tempat kuburan pun kami tidak punya di darat, begitulah kira-kira”, kata dia berseloro.

Di dalam rumah apung tersebut tampak sama persis dengan rumah di darat pada umumnya, ada ruang untuk tamu,beranda, ruang tidur juga kamar kecil serta dapur. Untuk kebutuhan penerangan, Sulaiman menggunakan listrik tenaga surya.

Sulaiman juga mengungkapkan kerisauannya terkait kelestarian danau Lut Tawar. “Saya tidak tau persis bagaimana caranya melestarikan danau Lut Tawar ini. Setidaknya upaya saya tidak membuang sampah seperti platik ke danau, walau hanya sekecil puntung rokok”, ujar Sulaiman. (Kha A Zaghlul)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.