Banda Aceh – Lintas Gayo : Pelaksanaan Pekan kebudayaan Aceh (PKA) ke-6 dinilai layaknya dari pasar malam saja karena secara substansial dirasakan belum mewujudkan misi kebudayaan karena tidak memunculkan keunikan dari spesifikasi tradisi Aceh itu sendiri. Begitu dinyatakan Antropolog Universitas Malikulsaleh Teuku Kemal Fasya, kepada awak media, Jum’at malam (27/092013).
“Kalau seperti pasar malam maka tidak usah digelar 4 tahun sekali, setiap bulan juga bisa,” kata Teuku Kemal Fasya bernada sindiran.
Menurut akademisi ini, harusnya pelaksanaan PKA kali ini harus ada keunikan spesifikasi tradisi, seni, dan budaya Aceh. Penilainnya, dalam memenuhi kebutuhan itu baru terlaksana pada PKA-3 di Blang Padang tahun 1988 silam.
“PKA 6 tidak memenuhi subtansi itu, hanya pada PKA ke-3 ada substansial yang mengacu pada prinsip kebudayaan Aceh,” kata Kemal yang menilai PKA ke-6 secara turisme juga dinilai gagal. (tarina | kha)